Petani cabai merugi karna kurangnya pasokan air

oleh -910 kali dibaca

Kudus,isknews.com– (20/10) Budidaya cabai merupakan agribisnis bernilai tinggi, pasalnya banyak masyarakat yang menggunakan tanaman yang bernama cabai ini. Mulai masyarakat kecil, menengah sampai atas. Contoh saja Ruslan warga Undaan Kutuk Rt 4/5 yang menyewa sebidang tanah di desa Wergu Kulon untuk mengembangkan hobinya yaitu bertani, ia menanam tanaman cabai jenis cabai Keriting sudah 2 tahun di Wergu Kulon. Ia selalu optimis tak pernah lelah dan putus asa dalam bertani bahkan sampai merantau ke Wergu Kulon untuk bertani tanaman cabai.

Menurut keterangan Ruslan saat ditemui isknews.com, ia mengatakan “Harga cabai saat ini cenderung stabil bahkan turun, namun saya sebagi petani tetap optimis kalau harga cabai nantinya pastinya akan naik. Karna seperti biasanya setelah harga turun seperti ini, pasti nanti harga akan naik, belum lagi kalo musim penghujan. Saat ini harga cabai yang cenderung turun dikarnakan adanya kemarau panjang sehingga tanaman cabai pertumbuhannya kurang maksimal, yang rata rata kalau umur 1,5 bulan ini tinggi tanaman mencapai 1,5 meter, kini hanya skitar 50 cm saja, dikarnakan karna kurangnya pasokan air serta cuaca yang terlalu panas” ungkapnya.

Seperti tahun kemarin saja harga cabai paling murah pernah saya jual 3500/kg, sampai cabai saya biarkan ditanamannya. Tapi setelah itu harga melejit sampai 60.000/kg. Prediksi saya mulai kecil begitu, tiap kali harga itu turun, pasti nantinya akan ada kelangkaan sehingga harga akan naik sampai melebihi harga normal.”imbuhnya.

Harapan saya, semoga saja hujan akan segera turun sehingga tanaman tanaman para petani tidak kekurangan pasokan air, dan hargapun stabil tidak naik turun, sehingga para petani tidak rugi banyak banyak, serta masyarakatpun tidak merasa terbebani.

‪#‎L_R‬

KOMENTAR SEDULUR ISK :