KUDUS, iknew.com – Selain hama tikus, permasalahan yang dihadapi petani di Gondoarum, adalah ketersedian air irigasi pada awal musim tanam. Hal itu karena suplai air dari Waduk Kedung Ombo sudah dikurangi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, petani mengandalkan saluran dengan sistem pompanisasi. Namun karena debit debit air yang terbatas, tidak semua petani bisa terpenuhi kebutuhannya.
Keterangan yang dihimpun isknews.com, dari sejumlah petani setempat, Selasa (2/2), di desa yang letaknya di ujung timur Kabupaten Kudus itu, menurut data yang ada, luas kahan produktif mencapai sekitar 400 hektar. Dari lahan seluas itu, yang paling banyak didominasi tanaman tebu, seluas 200 hektar, tanaman padi 150 hektar, sisanya yang 50 hektar berupa lahan tidur atau belum tergarap.
Pompa yang digunakan untuk menyedot atau menaikkan air dari saluran irigasi itu berkekuatan cukup besar, menggunakan tenaga disel berbahan bakar bensin. Air yang disedot dari sungai menggunakan pipa plastik besar itu ditampung di dalam bak, sebelum kemudian dialirkan ke lahan-lahan persawahan. “Pengadaan pompa ini, berikut perlengkapan dan bahan bakarnya, ditanggung secara bersama-sama oleh petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Gondoarum,” ujar seorang petani, yang ditemui isknews.com, saat menunggui pompa tersebut.
Permasalahan lain yang dihadapi petani Desa Gondoarum, pada saat menjelang panen, bahkan pada saat tanaman padi mulai meninggi, air dari rawa-rawa yang ada disekitar lahan sawah, sering meluap akibat turunya hujan, mengakibakan tanaman padi terbenam, sehingga menjadi puso dan gagal panen. Karena banyaknya permasalahan yang menimpa petani itu, sektor pertanian di Gondoarum tidak bisa diandalkan. (DM)