Surakarta, isknews.com – Dua pasang suami istri yang tak lagi muda masih hidup bersama, penuh keterbatasan, tanpa sanak saudara, anak cucu pun tidak punya. Mbah Kasno beserta istri tinggal di seberang kampus ISI Surakarta, tepatnya di belakang komplek ruko Pedaringan . Rumah yang sangat sederhana tak seperti rumah pada umumnya, hanya berbentuk persegi berukuran 4 x 4m, di sanalah mereka berdua menghabiskan waktu dengan segala keterbatasan.
Saat ini mbah kakung dan mbah putri memiliki banyak cucu, cucu yang merupakan sekelompok pemuda yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk merawat kedua mbah yang sudah mulai lemah ini. Triana Rahmawati, seorang mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Sebelas Maret ini menjadi penanggung jawab sekaligus penggerak untuk merawat Mbah Kasno dan istri. Berawal dari pemberitahuan temannya, Tria langsung melihat keadaan dan kondisi mbah kung dan mbah putri di rumahnya langsung, setelah melihat kondisinya, Tria mengambil keputusan untuk merawat sepasang lansia ini, “karena melihat keadaan mbah kung dan mbah putri, hati saya dan teman – teman saya yang juga tergabung dalam komunitas sosial memutuskan untuk merawat mereka. Sepasang senja yang hidup dengan banyak kekurangan, tak punya siapa –siapa , lalu mereka harus berkeluh kesah kemana, dengan siapa, jika kita tidak mendekat dengan mereka berdua? atas dasar kemanusiaan saya melakukan itu, tidak tega jika saya hanya sekedar melihat tanpa melakukan sesuatu” jelas Triana saat diwawancarai isknews, Rabu (19/11).
Sejak bulan Oktober lalu, Tria selalu meluangkan waktunya untuk merawat Mbah Kasno dan istri dengan dibantu teman – teman yang tergabung dalam tim relawan maupun donatur yang mendukung aksi Tria ini. Mbah Kasno sudah dianggap seperti kakek Tria sendiri, jadi cara dia merawat dan menjaga Mbah Kasno dan istri penuh kasih sayang. Mulai dari makan, merawat, sampai bersih – bersih dilakukan Tria dan teman – temannya.
Begitupun Mbah Kasno, Mbah yang berusia kisaran 85 tahun ini menganggap Tria dan teman – temannya ini seperti cucunya, hal ini terlihat ketika mereka berkomunikasi. Mbah Kasno tidak ingin ditinggal Tria dan teman – temannya, baik Mbah Kasno maupun istrinya ingin selalu diperhatikan, dan disayang seperti layaknya orang tua yang ingin disayang anak – anak atau cucunya saat mereka sudah tua renta.
Triana Rahmawati, mahasiswi yang tinggal menunggu waktu wisuda ini merasa menyatu jika melakukan gerakan sosial, aksi yang memberi dampak yang baik dan memberi manfaat bagi mereka yang membutuhkan dilakukannya sukarela dan senang hati, “ saya sudah menyatu dengan kegiatan – kegiatan sosial yang saya lakukan, tanpa kegiatan tersebut kayaknya hidup saya jadi kosong, tidak bermakna, dan membosankan” ujar Tria dengan tersenyum.
Sepasang senja seperti panggilan Tria kepada pasangan suami istri ini, pernah dirawat di Rumah Zakat namun mereka tidak betah dan memutuskan untuk kembali ke rumah sederhana mereka, Pemerintah Kota pun sudah memberikan bantuan untuk Mbah Kasno dan istri, serta PMI pun memberi bantuan baik itu obat, pelayanan kesehatan, bahkan PMI pernah menawarkan untuk merawat Mbah Kasno dan istrinya, namun lagi – lagi sepasang suami istri ini tidak mau dan lebih memilih untuk bertahan di rumah mereka. Berbagai komunitas sosial di Kota Solo juga sudah banyak yang turut serta membantu Mbah Kasno dengan memberikan donasi sejumlah uang, makanan, bahkan tenaga pun sudah banyak yang dilakukan dengan suka rela.
Kalau hidup hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan orang lain, bagaimana orang lain akan peduli dengan diri kita jika kita sedang membutuhkan bantuan, karena kita hidup di lingkungan sosial masyarakat, bukan di hutan belantara.
Amalia Zulfana
Foto oleh : Triana Rahmawati