Tubuh Lebih Mudah Ngatuk Saat Berpuasa, Ini Sebabnya

oleh -863 kali dibaca
Foto: Seseorang yang tengah mengantuk saat bekerja, Jumat (25-05-2018). (Nila Niswatul Chusna/ISKNEWS.COM)

Kudus, ISKNEWS.COM – Pada bulan ramadhan, manusia akan mengalami perubahan aktivitas dan pola makan. Tanpa disadari, hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih mudah mengantuk saat berpuasa.

Secara klinis, mengantuk saat berpuasa disebabkan oleh perubahan ritme sirkadian alias jam biologis tubuh atau jadwal kerja berbagai sistem dan organ pada tubuh manusia. Contoh jam biologis tubuh paling mudah diamati sehari-hari adalah aktivitas bangun dan tidur manusia.

Berberapa penelitian menunjukkan bahwa performa aktivitas seseorang di siang hari sangat dipengaruhi oleh pola dan kualitas tidurnya di malam hari. Karena sejatinya, tubuh memerlukan tidur untuk menjaga kesehatan fungsi fisik dan sosial tubuh manusia.

“Pada bulan puasa, manusia akan mengalami perubahan pola tidur. Pasalnya aktivitas seperti makan, minum, interaksi sosial, olahraga dan tadarus sering kali dilakukan sampai malam hari. Hal ini tentu, berpengaruh pada pengurangan jam tidur dan kualitas tidur manusia,” kata dr. Donny Wicaksana, Jumat (25-05-2018).

Sebuah penelitian menunjukkan, selama bulan puasa manusia akan mengalami penundaan waktu tidur selama 30 – 60 menit setiap harinya. Walaupun perubahan ini tidak parah, namun tetap saja menimbulkan efek rasa kantuk dan menurunnya konsentrasi di siang hari.

Didukung sebuah penelitian dengan melakukan pemeriksaan EEG-based Multiple Sleep Latency Test (MSLT) pada orang yang berpuasa. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan jika orang berpuasa akan mengalami rasa kantuk pada pukul 14.00 – 16.00.

“Memang ketika berpuasa, seseorang akan lebih mudah mengantuk karena perubahan pola tidur dan aktivitas selama berpuasa. Meskipun begitu, puasa tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk menurunkan performa kerja maupun sekolah selama bulan ramadhan,” ungkapnya

Untuk mengurangi rasa kantuk saat berpuasa dr. Donny menganjurkan untuk mengatur dan membatasi aktivitas di malam hari. Caranya dengan tidak melakukan aktivitas melebihi pukul 22.00. Sebab pada pukul 22.00 tubuh sudah memasuki waktu istirahat atau jam tidurnya.

“Selain itu, mengkonsumsi makanan yang sehat seperti sayur dan buah-buahan sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Hindari konsumsi kopi saat berbuka, karena kandungan kafein pada kopi dapat mengganggu kualitas tidur di malam hari,” jelasnya.

Imbuhnya, “Terakhir, kita bisa memanfaatkan jam istirahat kerja di siang hari, dengan tidur selama 15 – 60 menit. Setelah digunakan tidur siang, tubuh akan lebih fresh untuk melanjutkan aktivitas di siang hari.” (NNC/WH).

KOMENTAR SEDULUR ISK :