Demak, isknews.com – (25/02) Meskipun Hari Bahasa Ibu International sudah lewat dua hari yang lalu, Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) diberbagai daerah gelar upacara Hari Bahasa Ibu International.
Hari Bahasa Ibu International merupakan hari dimana sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional cukup diwarnai perjuangan penuh darah dan air mata. Sejarahnya, berawal pada tahun 21 Maret 1948 saat Mohammed Ali Jinnah, Gubernur Jenderal Pakistan, mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan.
Warga Pakistan Timur yang memiliki bahasa Bangla tidak terima klaim tersebut. Maka mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi menentang keputusan sepihak tersebut. Demonstrasi mahasiswa pada 21 Februari 1952 tersebut menelan korban. Polisi Pakistan yang represif menembaki pendemo. Sejumlah mahasiswa terbunuh.
Gerakan ini telah memicu pemberontakan selama bertahun-tahun. Banyak korban berjatuhan dari pihak Pakistan berbahasa Urdu maupun Pakistan Timur. Hingga akhirnya kemenangan berpihak pada Pakistan TImur yang berhasil memisahkan diri dan membentuk negara Bangladesh pada tahun 1971.
Salah seorang kerabat korban, Rafiqul Islam, menggagas diadakannya Hari Bahasa Ibu Internasional pada 9 Januari 1998. Ia mengirimkan gagasan itu ke Sekjen PBB Kofi Anan. Ia menyerukan agar PBB mengambil langkah untuk melestarikan semua bahasa di dunia dari kemungkinan kepunahan. Cara yang diusulkannya adalah dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional pada tanggal 21 Februari (mengacu pada peristiwa 21 Februari 1952).
Usulan itu kemudian disampaikan ke UNESCO. Usulan itu nyaris gagal. Karena pengajuan usulan pada tanggal 16 November 1999 tak bisa diajukan karena kurang dukungan. Namun keesokan harinya, 17 November 1999, usulan itu disetujui oleh 188 negara, termasuk Pakistan. Sejak saat itu tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional.
Momentum ini umumnya diperingati dengan berbagai kegiatan yang mengutamakan “Bahasa Ibu” di daerah masing-masing, di seluruh dunia yang dinaungi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dalam memperingati Hari Bahasa Ibu International UP3AD Kabupaten Demak pagi tadi melakukan upacara peringatan tersebut yang diikuti oleh staf di halaman kantor UP3AD.
Tak hanya itu, dalam upacara Kepala UP3AD Demak Retno Pantja Indah Wijani mengatakan bahwa “Dengan Adanya Hari Bahasa Ibu International ini diharapkan bahasa indonesia menjadikan bahasa yang perlu disempurnakan dalam pelayanan terhadap masyarakat” ungkapnya. (MS/red)