Kudus, isknews.com – Suasana banjir yang masih merendam sebagian besar wilayah dukuh Karangturi Desa Setrokalangan tak menyurutkan niat kedua pasangan Angga Pratama (19) warga Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan dan Putri Endang Sri Rejeki (22) warga Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus untuk melangsungkan pernikahannya.
Kedua pasangan yang baru saja melangsungkan akad nikah di Kantor Urusan Agama setempat tersebut harus menggunakan perahu untuk menuju Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, yang merupakan rumah mempelai laki-laki karena akan berlangsung respesi ngunduh mantu, Kamis (12/01/2023).
Sebelumnya, mereka berangkat dari rumahnya, Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus pada pukul 07.00 WIB untuk menuju KUA dirinya bersama keluarga menaiki perahu untuk menerabas banjir.
Pasangan pengantin baru ini harus menaiki perahu menerjang banjir untuk bisa duduk di pelaminan. Sebab, akses jalan Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu tempat gelaran pernikahan kedua mempelai memang masih terisolasi banjir dengan kedalaman sekitar setengah meter.
Terlihat, di tepi Jalan Lingkar Barat Kudus Desa Setrokalangan, belasan orang menunggu perahu angkut. Di antara mereka, tampak dua mempelai lengkap dengan riasan dan pakaian pengantin.
Setelah perahu bersandar, kedua mempelai pria naik ke badan perahu dengan menggandeng pengantin perempuan. Setelah itu, para pengiring satu-persatu ikut menaiki perahu. Usai dirasa cukup, perahu pun secara perlahan berjalan dengan pendorong mesin pemotong rumput.
“Pernikahannya sudah direncanakan dari tiga bulan lalu. Saya juga tidak tahu kalau ternyata banjir,” jelas Angga.
Saat intensitas hujan tinggi pada akhir tahun 2021, dirinya hanya bisa cemas sambil menantikan hari pernikahannya.
Dia berharap pernikahannya bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan.
“Sebelumnya sudah sempat khawatir cemas mendekati hari pelaminan malah banjir tinggi. Ijab kabulnya di KUA, kemudian dibawa resepsi di rumah perempuan, terus siang perempuan diajak ke rumah sambil menerjang banjir,” jelasnya.
Banjir tersebut, membuat pesta pernikahannya hanya dihadiri oleh keluarga dan warga dukuh setempat.
“Berhubung jalannya banjir, tidak mengundang banyak tamu undangan. Hanya kebabat dan saudara sama warga sekitar,” terangnya.
Sementara itu Sarjoko, ayah dari Angga Pratama mengatakan bahwa banjir yang mengepung di wilayahnya adalah hal yang biasa.
“Banjir disitu sudah biasa, saya sudah tiga kali bikin hajatan seperti ini (terisolir banjir),” katanya.
Sarjoko hanya bisa berharap kepada pemerintah agar segera memberikan solusi dan menangani banjir di wilayahnya.
“Kamu para warga inginnya jalan akses utama keluar Dukuh Karangturi itu bisa ditinggikan biar kami bisa beraktivitas,” terangnya. (YM/YM)