Visi Ekonomi UMKM dan Konstruksi Kedua Paslon Bupati Diuji Dihadapan Para Pengusaha Kudus

oleh -560 kali dibaca
Suasana diskusi dengan para pengusaha pada sesi pertama paslon Samani dan Bellinda di RM Kudusan (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Sejumlah pengurus teras asosiasi pengusaha dan perusahaan di Kudus, yakni Kadin, Hipmi, Iwapi, dan Apindo, menggelar dialog ekonomi dengan dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Kudus pada Pilkada 2024.

Acara yang berlangsung di Rumah Makan Kudusan, Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus, ini menjadi ajang strategis untuk menyampaikan visi, misi, dan solusi terkait perekonomian daerah, Senin (18/11/2024) malam.

Dalam kesempatan ini, kedua pasangan calon diminta menjelaskan strategi mereka untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan UMKM, dan peran pemerintah dalam memfasilitasi kemudahan berusaha.

Ketua forum dialog, Ali Imron, menuturkan, “Acara ini bertujuan menjembatani komunikasi antara pengusaha dan pemerintah masa depan, sehingga permasalahan dapat terselesaikan lebih efektif.”

Paslon Samani-Bellinda Tekankan Kemudahan Perizinan

Pasangan calon nomor urut satu, Samani Intakoris dan Bellinda Putri Sabrina Birton, hadir pada sesi pertama diskusi. Dalam paparannya, Samani menjelaskan bahwa kemudahan perizinan menjadi salah satu fokus mereka jika terpilih nanti.

“Kita akan memangkas birokrasi perizinan agar tidak berbelit. Satgas khusus perizinan akan dibentuk untuk mendampingi pengusaha, termasuk memberantas pungutan liar. Kami ingin perizinan bisa selesai dalam satu hari jika tata ruang sudah memenuhi,” ujar Samani.

Selain itu, Samani juga mengusulkan inovasi ekonomi berbasis lokal, seperti branding kopi khas Kudus. “Kopi Colo bisa menjadi ikon baru bagi Kudus, seperti halnya kopi dari daerah lain. Produk lokal ini nantinya akan didistribusikan ke hotel-hotel dan kantor-kantor pemerintahan untuk memperluas pasar,” jelasnya.

Bellinda Putri menambahkan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pengembangan ekonomi kreatif.

“Kami berencana mendirikan pelatihan untuk wirausaha muda yang fokus pada digitalisasi produk lokal agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya.

Paslon Hartopo-Mawahib Soroti Sinergi dan Pendampingan

Pada sesi berikutnya, pasangan calon nomor urut dua, Hartopo dan Mawahib, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha. Hartopo mengakui bahwa kendala utama selama ini adalah minimnya komunikasi yang efektif antara pemerintah dan pengusaha.

“Kami akan membuka ruang audiensi secara rutin dengan pengusaha. Saat ada masalah, dinas terkait langsung kami hadirkan untuk menyelesaikan permasalahan secara cepat,” terang Hartopo.

Menanggapi kesulitan pengusaha dalam pengurusan izin BPOM, Hartopo menegaskan perlunya pendampingan khusus.

“Kami akan berkoordinasi dengan BPOM untuk menyederhanakan proses tanpa mengabaikan standar yang ada. Pendampingan akan dilakukan agar produk lokal bisa bersaing di pasar lebih luas,” tambahnya.

Mawahib, sebagai pendamping Hartopo, mengusulkan strategi pemberdayaan UMKM berbasis klaster. “Kami akan mengelompokkan UMKM sesuai produk unggulan masing-masing wilayah untuk memudahkan pendampingan dan promosi,” ujarnya.

Dukungan untuk UMKM dan Infrastruktur Konstruksi

Dalam diskusi, kedua pasangan calon juga dihadapkan pada isu mengenai pengembangan UMKM. Samani-Bellinda menyampaikan rencana mendirikan pusat inkubasi usaha bagi UMKM serta rumah kemasan untuk meningkatkan daya saing produk.

Sementara itu, Hartopo-Mawahib menyoroti masalah rendahnya partisipasi pengusaha konstruksi lokal dalam proyek pembangunan daerah.

“Kami akan mengevaluasi kendala yang dihadapi dan mendorong peningkatan kualitas agar mereka mampu bersaing di lelang pemerintah,” jelas Hartopo.

Keduanya sepakat bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Harapan dari Para Pengusaha

Dialog ini diakhiri dengan penyampaian harapan dari para pengusaha. Salah satu anggota Apindo menyebut bahwa konsistensi pemerintah dalam mendukung kemudahan berusaha adalah kunci keberhasilan.

“Kami butuh pemimpin yang benar-benar mendengar aspirasi. Jangan hanya mendukung UMKM secara lisan, tapi juga melalui kebijakan konkret,” ujarnya.

Ketua Iwapi Kudus, Ratna Sari Dewi, menekankan pentingnya fasilitas untuk pelaku usaha perempuan. “Kami ingin akses yang lebih mudah untuk mendapatkan pelatihan dan modal, khususnya bagi perempuan yang baru merintis usaha,” ungkapnya.

Melalui dialog ini, kedua pasangan calon mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan yang dihadapi para pengusaha di Kudus. Komunikasi awal ini diharapkan mampu menciptakan kolaborasi yang lebih solid demi kemajuan ekonomi Kudus di masa mendatang.

“Dialog semacam ini perlu dilanjutkan secara rutin agar ide-ide baru terus bermunculan,” pungkas Ali Imron wakil ketua APindo yang juga owner Rumah Makan Kudusan. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.