Kudus, isknews.com – Setelah resmi mendapatkan surat keputusan (SK) sebagai salah satu Desa Wisata di Kabupaten Kudus pada November kemarin, Pemerintah Desa (Pemdes) Janggalan, Kecamatan Kota gencar melakukan program-program yang menunjang potensi desa setempat.
Salah satu yang dilakukan pada Jumat (10/12/2021), pemdes setempat bersama kelompok membatik Omah Batik Janggalan (Obaja) melangsungkan kegiatan pelatihan membatik cap. Bertempat di Taman Kalugawen, Desa Janggalan.
Puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam Obaja tengah sibuk memperhatikan dengan seksama cara membatik cap. Kemudian, mereka satu-satu persatu mempraktekkannya ke dalam satu kain putih yang telah disediakan.
Kepala Desa Janggalan, Noor Azis, menyampaikan, pelatihan membatik cap ini dilakukan untuk merintis Kampung Batik di desa setempat. Dengan memanfaatkan dana desa, pihaknya berharap rintisan Kampung Batik bisa menjadi potensi lokal yang bisa menaikkan perekonomian warga.
“Ini kita kembangkan budaya membatik. Harapan kami muncul pengusaha batik di janggalan sehingga impian kami untuk menciptakan Janggalan sebagai destinasi wisata Kampung Batik bisa dicapai,” ujarnya.
Pihaknya juga akan menggaet lebih banyak pengrajin batik di Desa Janggalan dan akan menjadikan pelatihan batik sebagai agenda tahunan.
“Ini tidak berhenti disini. Di 2022 kita akan lakukan lagi pelatihan dan harus melibatkan banyak warga. Sehingga nanti di rumah-rumah muncul seperti pengrajin batik seperti di Pekalongan, harapannya seperti itu,” terangnya.
Sementara, tutor membatik dari Omah Batik Janggalan (Obaja), M Fadloli, menambahkan, kali ini kegiatan membatik dilakukan dengan teknik membatik cap. Bekerjasama dengan pemilik Djanoer Batik Kudus, pihaknya menunjukkan cara membatik dengan motif khas yang dimiliki Desa Janggalan.
“Motif yang kita buat ada mitil eltada dan roda sandang pangan khas Desa Janggalan,” katanya.
Pihaknya memadukan warna khas Kudus dengan warna-warna kekinian. Hal ini dilakukan agar batik yang dihasilkan bisa menyasar seluruh kalangan masyarakat, termasuk kalangan milineal.
Sehingga, budaya dan tradisi yang ada di Desa Janggalan bisa dikenal di kalangan luas, salah satunya dengan menuangkan kedalam bentuk kerajinan kain batik.
“Tujuannya juga untuk melahirkan kembali para pengusaha yang nantinya akan ikut melestarikan batik yang pernah ada di Janggalan khususnya, umummya di Kudus,” katanya. (MY/YM)