Ajak Tingkatkan Kesadaran Lingkungan, RKBBR Gelar Ngangsu Banyu Bertema “Cerita dari Sungai”

oleh -886 kali dibaca
Foto: Dok. RKBBR

Kudus, isknews.com – Komunitas Rakyat Kudus Bangkit Bersama Rakyat (RKBBR) kembali mengadakan kegiatan tahunan bertajuk “Ngangsu Banyu” yang diselenggarakan setiap bulan Agustus.

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih menghargai, mencintai, dan menjaga lingkungan, khususnya ekosistem sungai. Tahun ini, acara akan digelar pada Sabtu (24/8/2024) dengan mengusung tema “Cerita dari Sungai”.

Dalam pelaksanaannya, RKBBR lebih banyak melibatkan anak-anak dan remaja dengan tujuan meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga sungai.

“Sungai adalah bagian vital dari ekosistem yang berperan penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan kegiatan ini, kami berharap anak-anak dan remaja dapat lebih sadar dan peduli serta ikut aktif dalam menjaga kelestarian sungai,” ungkap Irianto Gunawan, pengurus RKBBR.

Menurutnya, sungai memiliki fungsi yang sangat krusial, mulai dari mengalirkan air dari mata air ke laut, menjadi habitat berbagai makhluk hidup, hingga mendukung keperluan pertanian, transportasi, dan pembangkit energi. Oleh karena itu, menjaga kelestarian sungai menjadi hal yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Acara puncak Ngangsu Banyu tahun ini akan dimeriahkan dengan penampilan Muhammad Hasan, atau lebih dikenal sebagai Den Hasan, seorang dalang wayang sungai dari Jepara. Den Hasan akan menampilkan karya uniknya yang disebut “Wayang Kali” di hadapan ratusan anak-anak dan remaja.

Sejak 2016, Den Hasan aktif memperkenalkan Wayang Kali sebagai media edukasi lingkungan. Bahkan, pada 2017 ia berhasil mencatatkan rekor MURI setelah tampil di 468 lokasi di 195 desa di Jepara dalam rangka HUT Jepara ke-486.

Melalui karakter dan tokoh ikan yang dihadirkan dalam Wayang Kali, Den Hasan memberikan pendidikan tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai secara menarik dan interaktif. Karya tersebut juga sejalan dengan misinya di Rumah Belajar Ilalang, komunitas yang ia dirikan. Di Rumah Belajar Ilalang, anak-anak tidak hanya diajarkan tentang literasi dan lingkungan, tetapi juga seni seperti membatik dengan pewarna alami yang ramah lingkungan.

Asa Jatmiko, salah satu pengurus RKBBR, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai momentum untuk memperhatikan kembali kondisi sungai-sungai di Indonesia.

“Kalau bumi ini adalah rumah kita, maka sungai adalah rumah bagi ikan-ikan dan kehidupan lainnya. Kita harus bersama-sama menjaga sungai agar cerita-cerita kehidupan di sana tetap lestari,” jelasnya.

RKBBR juga berupaya menggemakan “Laudato Si”, ajakan untuk menjaga dan merawat alam dari kehancuran. Melalui kegiatan ini, RKBBR mengajak masyarakat untuk mengkritisi konsumerisme dan pembangunan yang tidak terkendali, serta menyerukan aksi global yang terpadu dan segera demi masa depan lingkungan yang lebih baik.

Dengan “Cerita dari Sungai”, RKBBR berharap generasi muda dapat lebih memahami pentingnya sungai bagi kehidupan dan terinspirasi untuk aktif berperan dalam menjaga alam dan lingkungan hidup di sekitar mereka. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :