Bakti Lingkungan Djarum Foundation Melalui Program Siap Darling, Ajak Generasi Muda Untuk Peduli Lingkungan

oleh -709 kali dibaca

Kudus, isknews.com – Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) mengadakan kegiatan kunjungan, dialog dan lokakarya bersama pegiat lingkungan dan media ke Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) BLDF di Kudus dalam menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November nanti, Rabu (23/11/2022). 

Kegiatan ini berfokus pada proses perawatan dan pemilihan beragam jenis bibit tanaman, serta praktik penanaman pohon sebagai bentuk aksi nyata dalam upaya pengendalian iklim.

Bibit-bibit tanaman yang disemai di PPT milik BLDF ini juga dapat diakses oleh masyarakat. Secara rutin, BLDF membagikan bibit gratis ke masyarakat, yang mana hal ini sejalan dengan program pembagian bibit yang juga digalakkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Untuk memastikan bibit yang disemai dapat tumbuh dengan baik, serta mengembangkan teknik perawatan tanaman dengan hasil paling efektif, PPT Kudus bekerja sama dengan peneliti dan akademisi.

“Setiap tahunnya, BLDF melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) telah konsisten melakukan kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon dan mangrove bersama masyarakat, utamanya generasi muda. Rata-rata, setiap tahunnya DTFL menanam 60.000 aneka ragam bibit tanaman di berbagai lokasi di Indonesia. Bibit-bibit tanaman ini diproses dan disemai di PPT, yang hingga hari ini kami sudah mengoleksi 360 jenis bibit tanaman, termasuk diantaranya 22 jenis tanaman langka,” ujar Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji.

Turut hadir dalam kunjungan ke PPT BLDF, dialog, serta lokakarya ini adalah Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia serta Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Dr. Ir. Mahawan Karuniasa.

“Pemahaman masyarakat mengenai jenis-jenis pohon yang dapat menyerap banyak emisi dan sesuai kondisi ekosistem setempat seperti mangrove dan trembesi, harus tetap disebarluaskan, sehingga tidak hanya banyaknya aksi penanaman pohon saja yang diperlukan, tetapi memahami bibit berkualitas dan proses pemeliharaannya juga merupakan hal yang penting dalam upaya penanganan dampak perubahan iklim,” ujar Karuniasa.

Lebih lanjut, Executive Coach & Mentor for Climate & Sustainability Actions Amanda Katili Niode menyampaikan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam berbagai upaya mengkampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim, utamanya dengan berjejaring bersama komunitas pegiat aksi perubahan iklim lainnya. 

“Tak hanya itu, keterlibatan generasi muda juga penting dalam mengampanyekan percepatan penanggulangan perubahan iklim dengan berjejaring bersama komunitas pegiat aksi perubahan iklim,” ujarnya.

Salah satunya seperti program Youth Leadership Camp for Climate Crisis (YLCCC) yang telah dilakukan sejak 2011. Kini, sudah lebih dari 2.500 alumni YLCC yang terus berupaya dalam membangun jaringan generasi muda Indonesia yang peduli dengan memberikan solusi nyata dalam penanggulangan krisis iklim. (ADH/*)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.