Kudus, isknews.com – Menjelang debat Pilkada Kudus 2024 pada 13 November mendatang, Calon Wakil Bupati Kudus nomor urut 01, Bellinda Birton, menegaskan bahwa dirinya tetap fokus pada upaya mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Meskipun ada isu mengenai adanya serangan verbal yang menyasar dirinya dari pendukung pasangan calon lain, Bellinda mengaku tidak terlalu ambil pusing dan memilih untuk memprioritaskan visi dan misinya.
“Saya malah belum lihat [serangan tersebut], karena hingga saat ini saya masih fokus mendengarkan aspirasi masyarakat bawah dan menyampaikan visi misi paslon nomor urut 01. Jadi belum sempat lihat,” ungkap Bellinda dalam pernyataan kepada wartawan di Kudus.
Menurut Bellinda, justru serangan atau kampanye hitam seperti itu bisa berbalik menjadi dorongan untuk lebih semangat dalam berkampanye. Prinsip yang ia pegang teguh adalah untuk tetap tenang dalam menghadapi pujian atau kritik.
“Prinsipnya apa? Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang. Rileks saja, toh elektabilitas kami masih lebih tinggi ketimbang paslon 02,” ujarnya penuh percaya diri.
Alih-alih merespons serangan dengan reaksi emosional, Bellinda menyatakan bahwa ia lebih memilih untuk tetap berfokus pada tanggung jawab kepada masyarakat.
“Kerjakan apa yang menurut kita benar, memberikan manfaat bagi banyak orang. Pujian, kritik, itu semua bagian dari proses. Yang penting adalah manfaatnya dirasakan oleh masyarakat,” tegasnya.
Bellinda juga menyoroti pentingnya menjaga kebebasan berekspresi di media sosial, tetapi tetap dengan etika yang baik, terutama di ranah politik. Dia berharap ke depannya ruang berekspresi di Kudus dapat berjalan dengan lebih sehat dan konstruktif.
“Berada di wilayah politik, tentu hujatan dan sanjungan adalah hal yang biasa. Yang penting adalah menjaga standar etika agar kehidupan bernegara tetap terhormat,” jelasnya.
Cawabup yang berpasangan dengan Sam’ani Intakoris ini mengingatkan pentingnya etika dalam berpolitik, terlebih di masa Pilkada Kudus yang kompetitif. Menurutnya, kata-kata yang kurang pantas atau fitnah untuk menjatuhkan pasangan calon lain tidak seharusnya digunakan atau disebar di media sosial.
“Standar etika adalah kunci, sehingga proses kehidupan bernegara itu terhormat,“ tandasnya.
Jika nanti terpilih sebagai Wakil Bupati, Bellinda bertekad untuk menjalankan tugas sesuai pesan Presiden Prabowo Subianto agar pejabat publik bekerja dengan tulus dan sepenuh hati.
“Pesan Bapak Presiden sangat jelas: sebagai pejabat publik harus jujur, tidak boleh membohongi rakyat, dan harus bersih,” ujar Bellinda.
Pengamat hukum dan politik, Iman Mulyana, menilai respons Bellinda menunjukkan kematangan politik yang matang.
“Bellinda menunjukkan sikap dewasa dalam menghadapi tekanan politik. Sikap ini menandakan bahwa dia siap untuk mengemban tugas sebagai Wakil Bupati Kudus,” kata Iman.
Hal tersebut terlihat dari aktivitasnya yang terus menyapa masyarakat dan menawarkan solusi konkret.
“Kematangan dan pengalaman ini menjadikan Bellinda sosok yang layak untuk memimpin Kudus pada periode berikutnya,” tambah Iman.
Bellinda terus melanjutkan kampanyenya dengan tetap mendengarkan kebutuhan masyarakat, menjadikan dirinya kandidat yang tidak hanya siap menghadapi kritik, tetapi juga fokus membawa perubahan positif bagi Kudus. (YM/YM)