Capai Elevasi Ideal, Bendungan Logung Masih Belum Bisa Dimanfaatkan

oleh -1,826 kali dibaca
Bendungan logung di Kudus diatas lahan seluas 5.333 hektar yang kini mencapai ketinggian elevasi ideal 88,5 m. (Foto : YM)

Kudus, isknews.com – Meskipun proses pengisian bedungan atau impouding Logung yang dilakukan sejak 18 Desember 2018 lalu, kini telah mencapai ketinggian permukaan air atau elevasi yang ideal. Namun hingga hingga kini bendungan Logung belum bisa dimanfaatkan karena masih dalam proses statusnya yang masih dalam pemeliharaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Bimo Anjasmoro, Penanggungjawab Bendungan Logung, belum lama ini. Dikatakanya, proses impouding diambil dari sungai Logung dan Sungai Gajah. Setelah dilakukan pengisian kurang lebih selama 5 bulan, kini ketinggian elevasi logung mencapai 88,5 m. Bahkan, kini air bendungan logung telah melimpas ke jalur yang telah disediakan.

“Ini berarti elevasi logung telah mencapai status ideal,” katanya.

Meski begitu, Bimo menegaskan bahwa Logung saat ini masih proses pemeliharaan dan belum bisa digunakan. Nanti setelah masa pemeliharaan dinyatakan selesai barulah, bendungan dengan luas 5.333 hektar itu bisa dimanfaatkan untuk irigasi dan pencegahan banjir di Kecamatan Jekulo dan sekitarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Camat Jekulo, Yusie Sasepti yang kini berfokus untuk menyiapkan masyarakat agar bisa memanfaatkan bendungan tersebut secara maksimal.

“Kami siapkan masyarakat untuk patuglh dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pihak Logung. Utamanya, aturan soal kawasan-kawasan yang boleh dan tidak boleh dimasuki,” terangnya.

Dikatakannya, nanti masyarakat akan memanfaatkan Logung disektor pertanian dan pariwisata. Kini pihaknya juga telah menyiapkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang nantinya akan mengelola wisata di sekitar logung.

Meski sejumlah persiapan pengembangan wisata Logung telah dilakukan, Yusie mengaku tidak ingin gegabah dalam mengambil langkah.

“Kita masih menunggu site plan terkait pengembangan wisata di Logung. Saat ini yang menjadi prioritas adalah Desa Kandangmas yang akan digunakan sebagai wajah awal Logung,” jelas dia.

Yusie menambahkan, manfaat tidak langsung dari kehadiran Logung kini sudah mulai dirasakan. Terutama terkait pereduksian banjir di sekitar Jekulo.

Banjir yang biasanya terjadi di Desa Jekulo, Pladen, Bulungcangkring, Bulung Kulon dan Sadang, dinilai sudah mulai berkurang intensitasnya. “Setidaknya kini sudah berkurang hingga 70 persen,” tandasnya.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu petani di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Peno Arwanto (50). Menurutnya, genangan banjir yang terjadi tahun ini sudah berkurang.

“Banjir yang terjadi awal tahun ini sekitar 150 centimeter. Kalau dulu bisa lebih dari itu. Kemarin pas banjir, kami masih bisa panen dan menyelamatkan hasil pertanian dengan perahu,” pungkas dia. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.