Kudus, isknews.com – Jembatan Karangsambung, yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda dan selama puluhan tahun menjadi saksi perjalanan hidup warga Kudus, kini harus dibongkar karena usia yang sudah uzur dan kapasitas yang tak lagi memadai.
Proyek penggantian jembatan penghubung antara Desa Bae, Kecamatan Bae, dan Desa Besito, Kecamatan Gebog ini resmi dimulai pada Rabu (11/12/2024) dengan prosesi groundbreaking yang dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie, serta perwakilan Kementerian PUPR dan Dinas PUPR Kudus.
Pj Bupati Hasan Chabibie menegaskan pentingnya penggantian Jembatan Karangsambung untuk menunjang konektivitas wilayah dan mendukung aktivitas masyarakat.
“Jembatan Karangsambung ini sangat strategis bagi warga Bae dan Besito. Dengan total anggaran Rp 28,6 miliar, kami berharap pembangunan dapat selesai sesuai target dalam delapan bulan dan segera bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Pembongkaran ini menjadi awal dari proyek pembangunan jembatan baru dengan struktur yang lebih kokoh dan modern. Hasan menyoroti pentingnya keselamatan kerja, terutama karena lokasi proyek berada di dekat permukiman warga.
“Saya minta semua pihak memastikan tidak ada insiden, apalagi banyak anak-anak yang mungkin penasaran melihat proyek ini,” imbuhnya.
Pekerjaan pembangunan akan dilakukan dengan metode yang sudah dirancang agar tetap berjalan lancar meski musim hujan. Menurut Hasan, ketinggian air sungai yang diperkirakan hanya mencapai 50 hingga 100 sentimeter tidak akan mengganggu proses konstruksi.
Wisnu Herlambang, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Jateng-DIY, menjelaskan bahwa jembatan baru akan memiliki panjang 80 meter, sesuai struktur sebelumnya. Namun, lebarnya akan ditingkatkan menjadi 9,5 meter, termasuk trotoar di kedua sisi.
“Kekuatan jembatan setara dengan standar jembatan pantura, sehingga kendaraan bertonase besar seperti truk BM 100 dapat melintas dengan aman,” ungkap Wisnu.
Pembangunan jembatan ini dinilai sebagai langkah penting dalam meningkatkan perekonomian dan mobilitas masyarakat di kedua wilayah. Hasan Chabibie berharap proyek ini tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga simbol keberhasilan pembangunan infrastruktur di masa pemerintahannya.
“Ini bukan sekadar jembatan, tetapi harapan baru bagi warga Bae dan Besito untuk konektivitas yang lebih baik,” pungkas Hasan.
Proyek ini direncanakan rampung pada Agustus 2025, dengan fokus awal pada pembongkaran struktur lama dan pembangunan fondasi di sisi barat hingga akhir tahun ini. Warga diimbau untuk bersabar selama proses berlangsung demi kenyamanan dan keselamatan bersama. (YM/YM)