Kirab Budaya Adri Shankara Desa Menawan Kudus, Perkuat Tradisi dan Angkat Wisata Lokal

oleh -1,693 kali dibaca
Camat Gebog Fariq Musthofa dan Kades Menawan Tri Lestari bersama peserta sesaat sebelum kirab diberangkatkan. (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Suasana penuh semangat dan kebersamaan mewarnai Kirab Budaya Adri Shankara yang digelar di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jumat pagi (27/6/2025).

Ribuan warga tumplek blek memadati ruas jalan desa dalam puncak rangkaian tradisi tahunan bertajuk “Menawan Mantu”, yang semakin memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata budaya berbasis masyarakat.

Kepala Desa Menawan, Tri Lestari, menjelaskan bahwa Kirab Adri Shankara tak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga sarana memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki desanya kepada khalayak luas. “Tradisi ini adalah cerminan kearifan lokal yang kami rawat dan angkat kembali sebagai bagian dari kekuatan desa wisata,” ujar Tri.

Tri Lestari merinci, Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi hari, tepat pukul 06.00 WIB, dengan kenduri di Sendang Widodari sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan dan rezeki yang diterima warga.

Setelah itu, masyarakat berkumpul di Perempatan Menawan, tempat dimulainya prosesi kirab yang diawali dengan pemotongan gombak atau rambut yang dipotong sebagai lambang penyucian niat, disusul tabuhan kentongan yang membahana, membangkitkan semangat kolektif warga.

Kirab budaya tersebut melibatkan enam RW di Desa Menawan, yang masing-masing menampilkan gunungan hasil bumi dan berbagai atraksi budaya khas lokal. Gunungan-gunungan itu diarak bersama-sama menuju Lapangan Bumi Abiyoso, titik utama kegiatan, yang juga menjadi lokasi peresmian Sanggar Belajar Migunani dan lapangan itu sendiri.

Tak kurang dari lima ribu peserta ikut terlibat langsung dalam kirab, mulai dari pelajar, warga dewasa, hingga komunitas desa, termasuk paguyuban yang dinaungi oleh BUMDes Akusara. Kemeriahan semakin terasa dengan hadirnya tari-teater Padang Pasuryan, serta berbagai pertunjukan kesenian dari masing-masing wilayah.

Camat Gebog, Fariq Musthofa, yang turut hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi tinggi. “Ini kegiatan budaya luar biasa yang digelar secara mandiri. Warga Menawan telah menunjukkan kekompakan dan semangat pelestarian budaya yang patut dicontoh,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Mutrikah, yang memuji inisiatif dan konsistensi masyarakat Menawan. Menurutnya, kegiatan seperti ini menunjukkan betapa masyarakat telah menyadari pentingnya menggali dan menghidupkan kembali warisan budaya, sekaligus menjadikannya daya tarik wisata.

“Banyak budaya tradisional seperti permainan anak tempo dulu yang hampir punah, tapi di Menawan justru dilestarikan. Ini sangat unik dan bisa menjadi identitas wisata budaya yang kuat, bahkan berpeluang dikenal dunia,” ungkapnya.

Mutrikah juga menekankan pentingnya kesadaran ekowisata dan kelestarian lingkungan sebagai bagian integral dalam pengembangan pariwisata desa. Ia melihat Desa Menawan sebagai contoh ideal di mana pelestarian budaya, lingkungan, dan potensi ekonomi berjalan beriringan.

Sebagai penutup, digelar tradisi Grebeg Gunungan, yakni rebutan hasil bumi dari gunungan oleh warga dan pengunjung. Tradisi ini melambangkan kemakmuran dan kebersamaan, sekaligus menjadi magnet penutup yang memicu antusiasme ribuan orang.

Kirab Budaya Adri Shankara 2025 tak hanya menjadi peristiwa budaya tahunan, tetapi juga momentum kebangkitan desa wisata yang berakar kuat pada identitas lokal. Pemerintah daerah pun menyatakan akan terus mendukung dan mendorong kegiatan serupa sebagai upaya memperkuat kemandirian desa dalam membangun sektor pariwisata berkelanjutan. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :