Membincang Zine Guna Tingkatkan Literasi Siswa dan Komunitas di Kudus

oleh -586 kali dibaca
Foto: Istimewa

Kudus, isknews.com – Sekelompok mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengadakan diskusi zine untuk meningkatkan literasi di Kudus.

Diskusi ini digelar di Warung Kopi Baca, Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, dengan menghadirkan dua narasumber, Budi Kusriyanto dan Khoiruddin Sanjaya.

Dalam diskusi bersama kelompok literasi dan siswa di Kudus tersebut, para pemateri membedah bagaimana peranan zine (majalah kecil) dalam dunia pendidikan, literasi, hingga kebudayaan. Budi Kusriyanto, seorang pegiat zine di Leaf Journal, menjelaskan bahwa zine dapat menjadi media untuk penyampaian pesan-pesan kemanusiaan, kritikan, dan gagasan melalui karya yang sudah dipublikasikan.

“Melihat perkembangan zaman saat ini, banyak generasi muda yang cenderung lebih senang menyampaikan pendapat di sosial media daripada tulisan. Hal itu menurut saya kurang baik dan perlu adanya publikasi cerita lebih lanjut, salah satunya melalui media zine,” ungkap Budi. Ia juga menambahkan perlunya ilustrasi foto untuk memperkuat pesan atau gagasan yang akan disampaikan dalam zine, dan menyarankan peserta untuk belajar teknik fotografi sesuai dengan karakter yang disukai.

Budi menambahkan bahwa zine dapat mendukung proses pembelajaran di luar lingkungan akademis sebagai sarana pendidikan informal. “Melalui zine, mahasiswa dan pelajar bisa belajar tentang layout desain, teknik penulisan, serta bagaimana menyusun argumen secara terstruktur. Semua keterampilan ini sangat relevan dalam konteks pendidikan masa kini,” pungkas Budi.

Senada dengan itu, Afif Khoiruddin Sanjaya, seorang mahasiswa PPG Prajabatan Unnes sekaligus editor zine “Neun-Zine”, menyatakan bahwa zine merupakan media alternatif bagi generasi muda untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka. “Zine bukan hanya tentang seni dan tulisan, tetapi juga merupakan medium untuk mengasah kemampuan literasi, berpikir kritis, serta menulis yang efektif bagi pelajar,” terangnya. Afif berharap diskusi ini dapat memantik lebih banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama untuk meningkatkan literasi siswa di sekolah.

Salah satu peserta diskusi, Guru Bahasa Indonesia SMK NU Miftahul Falah, Tsania Laila Magfiroh, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut membuka wawasan baru baginya. Ia baru mengetahui bahwa rupanya media zine dapat diaplikasikan dalam banyak aspek termasuk di dalam pembelajaran. “Diskusi ini cukup inspiratif dan menambah ide saya untuk membuat proyek zine di sekolah,” ujar Tsania.

Diskusi ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, hingga pegiat dan komunitas literasi. Selama acara berlangsung, peserta antusias mengikuti diskusi, tanya jawab, dan pembahasan yang mengulas berbagai topik mulai dari sejarah zine, teknik pembuatan sampai dampaknya terhadap masyarakat dan pelajar.

Di akhir acara, kegiatan ini dipungkasi dengan sesi workshop singkat mengenai teknik dasar pembuatan zine, yang mendapat sambutan hangat dari para peserta. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan mahasiswa PPG Prajabatan Unnes untuk memperkenalkan berbagai alternatif media edukasi kepada masyarakat luas. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :