Merawat Kekayaan Budaya, Perpustakaan UMK Selenggarakan Diskusi Inspiratif

oleh -485 kali dibaca
Foto: Dok. UMK

Kudus, isknews.com – Perpustakaan Universitas Muria Kudus (UMK) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghidupkan nilai-nilai budaya lokal dengan menggelar talk show bertema “Menghidupkan Kekudusan: Harmoni antara Sejarah, Budaya, dan Modernitas”, pada Jumat (20/12/2024).

Acara ini berlangsung di Pojok Kekudusan Perpustakaan UMK dengan menghadirkan narasumber pegiat seni dan budaya Kudus, Ahmad Zaki Yamani, S.Pd.I., yang juga menjabat sebagai Ketua Keluarga Segitiga Teater Kudus dan Wakil Ketua Lesbumi Kudus.

Ketua Perpustakaan UMK, Hayu Mariana Sulistiawati, S.E., menjelaskan bahwa perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai pusat literasi, tetapi juga menjadi ruang dialog antara sejarah, kebudayaan, dan tantangan modernitas.

“Kami ingin menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Talk show ini adalah wujud nyata dari tanggung jawab moral dan intelektual tersebut,” ujarnya.

Ia menambahkan, tema yang diangkat sangat relevan dengan identitas masyarakat Kudus. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana menjaga harmoni antara tradisi lokal dan inovasi modern, sehingga masyarakat Kudus tetap kokoh berakar pada budaya tetapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman,” tuturnya.

Ahmad Zaki Yamani, dalam paparannya, menyebutkan bahwa Kudus merupakan kota yang kaya akan sejarah dan budaya, terutama dengan nilai-nilai Islam yang berpadu dengan kearifan lokal. “Kekudusan itu sendiri bukan hanya tentang aspek spiritual, tetapi juga cara kita menjaga nilai luhur, budaya, dan identitas di tengah arus globalisasi,” jelasnya.

Menurutnya, modernitas membawa tantangan besar bagi pelestarian tradisi. “Peninggalan sejarah seperti Masjid Menara Kudus atau tradisi lokal seperti Gusjigang, Dhandhangan, dan Bulusan adalah aset yang harus terus dirawat. Namun, hal ini membutuhkan strategi kreatif agar dapat selaras dengan perkembangan zaman,” lanjut Zaki, yang akrab disapa Paijan.

Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pelestarian budaya. Edukasi berbasis teknologi dan pendekatan inovatif menjadi kunci untuk menjembatani tradisi dengan modernitas. “Kita harus menemukan solusi kreatif agar generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga bangga akan warisan budaya kita,” imbuhnya.

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang antusias mengikuti diskusi. Dengan suasana yang santai namun sarat makna, talk show ini berhasil menjadi medium inspirasi dan refleksi mengenai pentingnya merawat identitas budaya di tengah derasnya arus modernitas. Perpustakaan UMK berharap dapat terus menjadi motor penggerak kegiatan serupa di masa mendatang. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :