Pasar Jember Diproyeksi Jadi Pionir Transformasi Pasar Tradisional Modern di Kudus A’la Pasar Oro-Oro Dowo Malang

oleh -905 kali dibaca

Malang, isknews.com – Sejumlah kepala pasar, staf Dinas Perdagangan, serta camat dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kudus melakukan kunjungan studi tiru ke Pasar Oro-Oro Dowo, Klojen, Malang. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Pj Bupati Kudus Hasan Chabibie dan Plt Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Andi Imam Santoso, Selasa (16/07/2024).

Pasar Oro-Oro Dowo dipilih sebagai tujuan studi karena merupakan salah satu pasar rakyat yang memenuhi standar nasional.

“Pasar Oro-Oro Dowo memiliki berbagai fasilitas yang sangat memadai, seperti toilet yang bersih, tempat ibu menyusui, serta keamanan dan kenyamanan yang terjamin. Sirkulasi udaranya juga sangat baik,” jelas Andi Imam Santoso.

Selain fasilitas fisik, tata kelola parkir dan budaya pelayanan di Pasar Oro-Oro Dowo juga menjadi sorotan. “Tata kelola parkir yang tertib dan senyum melayani baik dari pedagang maupun petugas pasar di sini sangat patut dicontoh. Hal-hal ini bisa kita aplikasikan di pasar-pasar tradisional di Kudus untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan bagi pengunjung,” tambah Andi.

Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi kami para pengampu pasar tradisional dengan menerapkan praktik terbaik yang telah dipelajari dari Pasar Oro-Oro Dowo.

“Kami harapkan pasar-pasar tradisional di Kudus dapat bertransformasi menjadi pasar yang lebih modern, nyaman, dan memenuhi standar nasional,” katanya.

Dari pantauan media ini, Pasar Oro-Oro Dowo telah lama dikenal sebagai salah satu pasar tradisional yang berhasil melakukan modernisasi tanpa menghilangkan ciri khas pasar rakyat. Dengan manajemen yang baik dan fasilitas yang lengkap, pasar ini berhasil menarik minat pengunjung dan menjadi contoh sukses bagi pasar-pasar tradisional lainnya di Indonesia.

Lantai pasar yang berupa ubin granit ini terlihat bersih, di atas pintu gerbang  bagian atas ada tulisan nama pasar ”Pasar Oro-Oro Dowo” dan pasar dengan konsep  ‘Pasar Rakyat, Bersih, Segar dan Terpercaya’. Serta bila pengunjung berbelanja disediakan kereta troli selayaknya di pasar modern.

Andi Imam Santoso menyebut bahwa studi tiru ini diharapkan dapat mempercepat proses modernisasi pasar-pasar tradisional di Kudus, sehingga mampu bersaing dengan pasar modern dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Pihaknya berencana akan mengimplementasikan konsep ini pada Pasar Jember sebagai proyek percontohan pertama.

“Dengan mengadopsi konsep yang ada di Pasar Oro-Oro Dowo, kami yakin Pasar Jember dapat menjadi pionir dalam transformasi pasar tradisional di Kudus. Kami akan memulai dengan pembenahan fasilitas dasar seperti kebersihan, sirkulasi udara, dan keamanan, kemudian berlanjut ke peningkatan tata kelola parkir dan pelayanan.” katanya.

Implementasi konsep modernisasi ini di Pasar Jember diharapkan dapat menjadi model yang bisa direplikasi di pasar-pasar lain di Kudus, membawa dampak positif bagi perekonomian lokal dan kenyamanan masyarakat.

Pj Bupati Kudus, Hasan Chabibie, yang turut hadir memimpin studi tiru di Malang mengatakan bahwa Pasar Oro-Oro Dowo ini salah satu pasar yang menjadi rujukan. Tata kelola pasarnya, kebersihannya, dan kesadaran para pedagangnya berujung pada kenyamanan bagi para pembeli.

“Sebetulnya situasinya mirip dengan beberapa pasar di Kudus, jadi bisa menjadi masukan positif bagi teman-teman di Kudus.” kata Hasan.

Ia menambahkan, Insyaallah nanti sejumlah rekomendasi dan cerita baik ini dapat dikelola di Kudus. Dari dinas perdagangan sebentar lagi akan ada renovasi beberapa pasar.

“Setelah direnovasi, harus diikuti dengan tata kelola yang baik. Saya berharap dari beberapa pasar kita bisa mencontoh.” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Eko SYA, menjelaskan pentingnya komitmen untuk menciptakan pola pengelolaan pasar dengan manajemen yang baik.

“Komitmen dari pimpinan adalah sering turun ke lapangan untuk memberikan contoh. Salah satu contohnya adalah sekolah pasar,” kata Eko.

Menurutnya Sekolah Pasar ini adalah tempat untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada para pedagang.

“Perubahan attitude itu tergantung dari kita. Kalau kita sering turun ke lapangan, kita harus memberikan contoh yang baik, seperti masalah sampah,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa tidak ada sanksi bagi pelanggar kebersihan pasar, melainkan sanksi sosial dari para pedagang yang ada di sekitarnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.