Pastikan Panen Petani Undaan Aman, Bupati Kudus Cek Debit Air Bendung Wilalung

oleh -1,318 kali dibaca
Bupati Kudus Sam'ani Intakoris saat melihat dari dekat ketinggian debit air di Bendung Wilalung, Minggu 9/3/2025 (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Memperoleh informasi dari operator Bendung Wilalung bahwa debit ketinggian air terus bergerak naik dalam tiga hari terakhir ini. Kenaikan berlangsung dari jam ke jam, Bupati Kudus Sam’ani Intakoris segera bergerak meninjau langsung kondisi di lokasi pada Minggu (9/3/2025).

Dalam kunjungan tersebut, ia memastikan bahwa kenaikan debit air yang melimpas tidak akan mengganggu panen petani di Kecamatan Undaan.

Sam’ani menjelaskan bahwa saat ini debit air di Bendung Wilalung telah mencapai 780 liter per detik. Jika nanti mencapai 800 liter per detik, maka sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), pintu air 8 yang mengarah ke Juana akan dibuka untuk mengatur aliran air.

“Kami meminta doa dari seluruh masyarakat Kudus agar panen di Undaan tidak terdampak oleh kenaikan debit air ini,” ujar Sam’ani.

Dalam kunjungan ini, Bupati Kudus didampingi oleh Kepala BPD, Camat Undaan, serta sejumlah pihak yang peduli terhadap kondisi Bendung Wilalung. Salah satu yang hadir adalah Aseng, sosok yang dikenal sebagai penjaga pintu air di Wilalung.

Bupati Sam’ani menyempatkan diri memberikan semangat kepada para petugas penjaga bendung agar tetap waspada dan siaga dalam mengelola aliran air.

Ia juga menyoroti kondisi lalu lintas di sekitar bendungan yang terpantau sangat padat. Meskipun sudah ada peringatan dari petugas agar tidak melintas, mengingat ketinggian air sudah merendam jalan yang biasa dilintasi oleh warga.

“Namun banyak warga yang tetap melewati kawasan tersebut meski telah diberi pita peringatan takut sepeda motor tergelincir. Namun mungkin karena kebutuhan menjelang buka puasa warga tetap nekad melintas. Kami mengapresiasi Balai Besar Wilayah Sungai yang sudah memberikan tanda peringatan agar tidak terjadi kecelakaan,” tambahnya.

Sebagai salah satu program prioritasnya, Sam’ani menegaskan bahwa penanganan banjir di Kudus menjadi fokus utama. Sungai Wulan, yang kerap menjadi sumber banjir, harus dikelola dengan baik melalui koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat.

Ia menyebut bahwa Sungai Wulan dan Sungai Juwana merupakan dua sungai besar yang telah diperhitungkan sejak zaman kolonial Belanda dalam pengelolaan air di kawasan Muria.

Menurutnya, koordinasi dengan pemerintah pusat sangat penting karena pengelolaan sungai dan anak sungainya berada di bawah kewenangan nasional. Pemerintah Kabupaten Kudus akan terus melakukan pembenahan di wilayah hilir agar tidak terjadi banjir yang parah.

“Karakteristik Kudus sangat unik dan menjadi tantangan bagi kita semua dalam menjaga keseimbangan ekosistem air,” jelasnya.

Sam’ani juga menyoroti permasalahan sedimentasi dan sampah yang menjadi ancaman bagi bendung. Ia meminta agar pintu air terus dijaga dan dipastikan tidak ada penyumbatan yang dapat menghambat aliran air. Masalah sampah, menurutnya, merupakan tantangan tersendiri yang harus diselesaikan secara berkelanjutan.

Pemerintah Kabupaten Kudus terus berupaya menjaga kestabilan debit air agar panen petani Undaan tetap aman. Langkah mitigasi, termasuk pembukaan pintu air secara bertahap, menjadi strategi utama dalam mengantisipasi potensi banjir.

“Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, pusat, dan petugas di lapangan, diharapkan kondisi pertanian di Undaan tetap terjaga dan masyarakat tidak terdampak oleh kenaikan debit air yang terjadi,” terangnya.

Sementara itu, Camat Undaan yang turut hadir dalam kunjungan ini menegaskan bahwa pemerintah kecamatan terus bersiaga dalam mengantisipasi potensi banjir. Bahkan, ia menyebutkan bahwa dirinya ikut bermalam di sekitar bendungan untuk memastikan warganya tetap aman.

Dari sisi teknis, Karno, operator pengendali Bendung Wilalung, menjelaskan bahwa penyebab utama naiknya debit air adalah buangan dari Bendung Dumpil dan Bendung Klambu. Ia menyebutkan bahwa setiap jam, data debit air diperbarui dan dipantau secara berkala.

“Kami mengikuti SOP yang berlaku. Jika debit air mencapai 800 liter per detik, maka pembukaan pintu air dilakukan secara bertahap, yakni per 10 cm dengan total pembukaan hingga 30 cm,” jelas Karno.

Kenaikan debit air yang terjadi saat ini, menurutnya, berlangsung secara konstan sejak Jumat (08/03/2025). Meskipun tidak terjadi lonjakan drastis, pihaknya tetap memantau curah hujan di daerah hulu sebagai faktor utama yang mempengaruhi ketinggian air di Bendung Wilalung. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.