Siswa SMK Assa’idiyyah 2 Kudus di Posko GKMI Tanjungkarang, Produksi 510 Paket Makanan Perhari bagi Korban Banjir

oleh -1,222 kali dibaca
Siswa SMK Assa’idiyyah 2 Kudus saat memasak makanan di Dapur Umum Posko pengungsi banjir GKMI Tanjungkarang, bagi para Korban Banjir (Foto: istimewa)

Kudus, isknews.com – Para siswa SMK Assa’idiyyah 2 Kudus yang merupakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis pesantren untuk siswa kalangan muslim, nampaknya tidak tinggal diam dan berhasil melakukan implementasi pelajar profil Pancasila secara nyata melalui kejadian bencana banjir ini yakni dengan kontribusi pembuatan Dapur Umum penyediaan ransum makan bagi para korban banjir di Kudus.

Bekerjasama dengan para pengurus Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang Kudus yang tempat ibadahnya dijadikan posko penampungan para pengungsi banjir warga yang berasal dari Desa Tanjungkarang dan sekitarnya membangun Dapur Umum bersama untuk membantu memberikan ransum makanan bagi para pengungsi dan warga terdampak banjir.

Menurunkan sebanyak 25 siswa jurusan Tata Boga SMK Vokasi binaan Djarum Foundation ini dengan sigap terlibat langsung dalam mengolah dan memproduksi masakan bergizi sebanyak 510 paket makan setiap harinya untuk makan pagi, siang, malam warga korban banjir.

Dalam pelaksanaan produksi dan distribusinya, para siswa berkoordinasi secara langsung dengan sukarelawan dan pengurus gereja, pengelola area pengungsian di GKMI Tanjung Karang Kudus, serta para korban banjir.

Tentunya inisiatif dan pengalaman ini merupakan proyek yang sangat bermakna serta gotong royong berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan secara nyata untuk mengatasi permasalah di masyarakat terkait bencana banjir yang melanda Kudus.

Fatimatuszahro, siswa SMK Assa’idiyyah 2 Kudus, kelas XII jurusan Tata Boga, mengatakan, pengalaman ini memberikan tantangan dan tidaklah mudah, namun lelah dan usaha yang telah dilakukan ternyata memberikan perasaan bangga dan haru karena bisa menolong masyarakat lain yang membutuhkan pertolongan.

“Dalam sehari, proses memasak dilakukan hingga tiga kali dengan menu yang bervariatif. Setiap sesi menu lengkap seperti nasi, lauk nabati, lauk hewani, sayur, buah, hingga susu disediakan bagi para pengungsi,” katanya saat ditemui di lokasi Dapur Umum GKMI Tanjungkarang.

Dikatakannya dia dan timnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku masakan sejak pagi Subuh sudah berbelanja kebutuhan masakannya di pasar. Ia juga mengaku bangga dan haru bisa menolong masyarakat dengan menerapkan ilmu memasak yang selama ini telah didapatkan di sekolah.

“Penerapan gotong-royong dari para siswa saat memasak juga memberikan pengalaman tersendiri bagi kami karena bisa membantu bisa memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat yang saat ini terkena dampak banjir,” ucapnya.

Sementara salah satu pengungsi Hesti Kristiyana (45) mengaku awalnya tidak menyangka jika dapur umum tersebut diinisiasi oleh siswa SMK. Apalagi masakan untuk para pengungsi disebut sangatlah enak. ”Ini luar biasa, lauk pauknya enak-enak. Masakan yang dibuat anak SMK ini sangat enak tidak kalah dengan masakan di restoran,” ujarnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.