Kudus, isknews.com – Pemuda Karang Taruna Prima Sakti Kelurahan Kerjasan Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, menyelenggarakan pelatihan teknologi produksi industri kecil menengah kerajinan bambu yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi handycraft yang menarik.
Pelatihan berlangsung selama 16 hari sejak (1/2) hingga (16/2) dengan diikuti oleh sebanyak 16 peserta anggota Karang Taruna kelurahan setempat.
Menurut Ketua Karang Taruna Prima Sakti, Saiful Amri, kegiatan ini juga merupakan kerjasama dengan Lembaga Pendidikan Profesi dan Manajemen Kusuma Bangsa dan dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Agar terwujud kemandirian bagi para pemuda peserta program pelatihan.
“Dalam pelatihan ini dihadirkan pemateri praktisi kerajinan bambu pak Saimin dari Wonogiri untuk melatih para peserta. Mereka diajari teknik mengolah bambu menjadi produk baru yang menarik. dalam pemanfataan bambu menjadi sebuah produk atau hasil yang inovatif dan memiliki nilai jual tinggi. Misalnya cangkir dan gelas, lampu duduk, aneka lukisan, tempat tisu, dan sebagainya,” jelas Amri, Rabu (17/02/2021).
Menurutnya terwujudnya kegiatan ini tak lepas dari peran serta Sulistyo Utomo wakil ketua DPRD Kudus yang juga ketua DPC Partai Gerindra yang mensuport kegiatan pemuda dan memberikan aspirasinya bagi pengembangan sumberdaya pemuda di Kudus.
Selain memiliki nilai artistik tinggi dan ramah lingkungan, kerajinan handycraft bambu dengan ini setelah diolah dengan sentuhan seni mampu menarik perhatian penggemar karya bernuansa seni.
“Karya kerajinan bambu ini ramah lingkungan. Selain itu, hasil bagus serta estetika yang bernuansa alami,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Sulistyo Utomo yang sempat hadir dan menyambangi kegiatan pelatihan serta penutupan program pelatihan mengatakan, dirinya sangat mendukung program-program positif yang berkaitan bagi peningkatan sumberdaya ketrampilan para pemuda.
“Apalagi kegiatan pelatihan ini apabila ditekuni dengan serius berpotensi menciptakan wira usahawan dan para perajin handycraft di Kabupaten Kudus,” kata Sulis.
Menurutnya, di Kudus potensi bahan baku berupa tanaman bambu sangat banyak, sentra industri berbahan dasar bambu juga sudah ada namun belum dikembangkan secara optimal.
“Produk yang ada sudah terlalu umum, misalnya kipas, anyaman, kandang burung dan lainnya. Padahal bambu bisa diolah menjadi bermacam produk inovatif,” ungkap dia.
Menariknya lagi, menurut dia, pemateri bersedia memasarkan produk para peserta nantinya. Tentunya sesuai standar baku yang telah ditentukan sebelumnya.
“Kebetulan pemateri, Pak Saimin ini cukup sukses di industri bambu, pesanannya membludak sampai kewalahan,” jelas dia.
Ke depan pelatihan sejenis bakal terus diadakan. Tujuannya memberikan bekal ketrampilan masyarakat agar bisa mandiri dengan memaksimalkan potensi yang ada. (YM/YM)