Kudus, isknews.com – Untuk mengantisipasi laju inflasi di Kudus Upaya Tekan Inflasi, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Dr HM Musthofa mengimbau Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) Kudus Terus Koordinasi dengan Bank Indonesia.
Ia menyebut sebagai salah satu Kabupaten dengan tingkat inflasi tinggi di Provinsi Jawa Tengah harus ada langkah antisipasi agar segera mengambil gerakan sebagai upaya menekan laju inflasi. Menurutnya, penting bagi Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi yang tengah terjadi.
“Inflasi sekarang, Kudus menjadi salah satu yang tertinggi. Bagaimana untuk mengantisipasi inflasi tinggi, diharapkan BI dengan TPID Kudus ini bisa akan lebih ditingkatkan kerjasamanya,” ujarnya saat ditemui selespas Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai Pembayaran Menggunakan QRIS bersama Bank Indonesia di Balai Desa Jati Wetan, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Minggu (20/11/2022).
Musthofa juga menyebut, sumber akar masalah dari inflasi yang terjadi, antara lain, adalah karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan panjangnya mata rantai jual beli. Oleh sebab itu, penting juga untuk meningkatkan potensi UMKM yang ada di wilayah masing-masing.
“Pembinaan UMKM di Jawa Tengah dan seluruh Indonesi menjadi pondasi yang kuat, sehingga perlu support yang tinggi dari berbagai elemen maupun lembaga,” katanya.
Sambungnya, pembinaan UMKM juga penting untuk menghadapi resesi ekonomi tahun 2023. Menurutnya, resesi ekonomi bisa diantisipasi dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meningkatkan produk UMKM untuk sekaligus mengendalikan inflasi di Kabupaten Kudus.
“Harapan saya, kawan kawan yang ada di beberapa daerah selalu berkoordinasi dengan BI untuk bisa tetap menjaga stabilitas di wilayah masing masing,” terangnya.
Musthofa bahkan mengaku masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa bertumbuh dengan baik. Sehingga, pihaknya mewanti-wanti agar masyarakat tidak pelu khawatir dan takut berlebihan.
“Resesi itu merupakan suatu siklus. Dari siklus politik, dari siklus sekarang perang antara negara Ukraina dan Rusia ini dampaknya ke negara lain, tapi kalau negara ini agraris maka tidak perlu khawatir, masyarakat terpenting bisa bekerja, daya beli tidak turun, dan tetap bersinergi dengan lembaga lain,” paparnya.
Untuk diketahui, Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai Pembayaran Menggunakan QRIS bersama Bank Indonesia kali ini menjadi salah satu bentuk menggerakkan ekonomi di Kabupaten Kudus.
Menurut Musthofa, pembayaran non tunai seperti QRIS sangat diperlukan untuk para pelaku UMKM. Selain untuk mengantisipasi peredaran uang palsu, penggunaan QRIS juga dinilai lebih mudah dan efektif.
“Kita sudah mulai melakukan pembinaan UMKM, saya harap para pelaku UMKM bisa lebih terbantu dengan adanya QRIS ini,” pungkasnya. (YM/YM)