Kudus, isknews.com – Belum tuntasnya pemberantasan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang saat ini bahkan kembali marak dengan temuan 10 kasus baru. Kondisi Kabupaten Kudus kini juga sedang diapit oleh wilayah kabupaten tetangga yang telah terjangkiti Kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang juga menyerang sapi dan kerbau.
Kabupaten Demak, Jepara dan Pati telah ditemukan kasus penyakit LSD. Hanya di Kabupaten Kudus yang hingga kini masih aman dari merebaknya virus penyakit LSD yang berasal dari Afrika adalah suatu penyakit viral yang disebabkan oleh virus pox pada sapi atau semacam penyakit cacar pada manusia dengan dampak utamanya berupa dampak sosio-ekonomi.
Hal tersebut disampaikan oleh Sidi Pramono selaku Sub Koordinator Produksi dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus saat menggelar vaksinasi LSD di sebuah kandang pemerahan susu di Garung Lor, kaliwungu Kudus.
“Penyebaran penyakit LSD sudah ada di sekitar Kabupaten Kudus. Jadi Kudus ini dikepung, di wilayah Jepara, Demak, dan Pati ini sudah terkena semua, tapi di Kudus belum ada,” kata Sidi Pramono , Rabu (01/02/2023).
Bahkan di wilayah Kabupaten Demak kini telah ditemukan 50 kasus hewan ternak terjangkit LSD. Jepara 12 Kasus dan Pati 2 kasus. Meski sejauh ini tidak ditemukan kasus LSD di Kabupaten Kudus, pihaknya tetap meminta para peternak sapi dan kerbau waspada. Mengingat, penyebaran virus LSD ini terbilang cepat.
“Tingkat penularan LSD ini sangat cepat sekali, jadi para peternak tetap harus waspada,” ujarnya.
Sidi menyebut, Kabupaten Kudus sudah menerima sebanyak 200 vaksin LSD dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Padahal, ada ribuan sapi dan kerbau di Kabupaten Kudus.
“Ini sangat minim sekali, kami sudah mengajukan ke provinsi untuk vaksinnya. Tapi karena ini penyakit baru yang ditemukan, jadi vaksinnya belum banyak didistribusikan ke daerah-daerah,” paparnya.
Pihaknya sendiri sudah mengajukan sekira 1000 vaksin LSD ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Nantinya, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus akan memprioritaskan dulu untuk vaksinasi LSD bagi sapi perah.
“Pengajuan dari Kudus pengennya banyak, tapi kondisi sekarang droppingnya belum ada. Jadi kami mengajukan 1000 dulu untuk tahap-tahap awal. Kami prioritaskan yang sapi perah karena yang pemeliharaan nya agak panjang,” bebernya.
Dia memaparkan, sejauh ini sudah ada 120 ekor hewan ternak yang menerima vaksinasi LSD. Diantaranya seperti di daerah Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Gebog.
Lebih lanjut, Sidi mengatakan bahwa sempat ada 8 ekor kerbau yang dicurigai terjangkit virus LSD. Tepatnya yakni di Desa Lau, Kecamatan Dawe.
“Sempat ada yang dicurigai terjangkit LSD kalau melihat ciri-cirinya. Tapi setelah kami ambil sampel darah dan laporkan ke Balai Besar Veteriner Wates ternyata hasilnya negatif semua,” terangnya.
Pihaknya menekankan supaya para peternak terus memperhatikan kebersihan kandang untuk mencegah penyebaran virus LSD. Kemudian, untuk ciri-ciri penyakit LSD ini bisa dilihat dari munculnya bercak-bercak pada hewan ternak dan kurangnya nafsu makan.
“Meski begitu dijelaskannya, penyakit LSD tidak menular kepada kambing, domba dan manusia. Kerugian ekonomi akibat LSD beberapa dilaporkan berupa kekurusan dan kerusakan karkas, sehingga mengurangi tingkat kualitas daging ternak,” ungkapnya.
Sebuah sumber menyebut, tingkat penularan penyakit antara 10-20 % dengan kematian sebesar 1-5 %, tingkat kesembuhan dapat mencapai 27 %, masa virus masuk hingga menimbulkan infeksi adalah 28 hari, dan penyakit ini tidak menginfeksi kambing, domba dan manusia.
“Saya sarankan ke peternak untuk meningkatkan Biosecuriti kandang dengan melakukan pembatasan ternak keluar masuk kandang, desinfeksi dan desinsektisasi pada alat serta barang yang menjadi media penular, dan meningkatkan kebersihan kandang untuk mencegah berkumpulnya vektor,” tukasnya. (YM/YM)