Antisipasi Musim Hujan Tiba, Aliran Sungai Gelis di Wilayah Kecamatan Kota Kudus Dibersihkan

oleh -1,622 kali dibaca
Sejumlah elemen warga warga bersama para petugas dari BBWS Pemali Juana, BPSDA Serang Lusi Juana, DPUPR, BPBD, Koramil, Polsek, Pemdes Singocandi, Pemdes Langgar Dalem, Pemdes Demaan, KST, Linmas, FKPM, Katana dan warga Kajeksan Rt. 01 Rw. 03,(Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Hampir seratusan warga bersama para petugas dari BBWS Pemali Juana, BPSDA Serang Lusi Juana, DPUPR, BPBD, Koramil, Polsek, Pemdes Singocandi, Pemdes Langgar Dalem, Pemdes Demaan, KST, Linmas, FKPM, Katana dan warga RT 01 RW 03 Kelurahan Kajeksan, menggelar kegiatan bersih-bersih sekitar aliran Kali Gelis yang melintas di wilayah Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Rabu (09/11/2023).

Menurut Camat Kecamatan Kota Andreas Wahyu Adi Setiawan dan Pelaksana harian (Plh) Lurah Kajeksan Muchlisin, aksi yang pihaknya gelar pagi itu mereka namakan “Resik-Resik Kali Gelis” itu yakni membersihkan Enceng Gondok bagi kelancaran arus air sungai pada saat musim penghujan tiba nanti.

Camat Kota Kudus Andreas Wahyu Adi Setiawan, Koordinator OPSDA BBWS Pemali Juana, Khozim dan Plh Lurah Kajeksan Muchlisin (Foto: YM)

Andreas mengatakan, pihaknya menganggap kegiatan resik-resik sungai Gelis ini perlu segera dilakukan dikarenakan sungai ini dipenuhi dengan tumbuhan enceng gondok lebih dari 1 kilometer. Tak hanya itu, sungai ini juga penuh sampah dan tanaman rambatan seeta  mengalami sedimentasi.

“Jadi hari ini kita lakukan antisipasi dan mitigasi bersama di sungai-sungai yang berpotensi menjadi penghalang mengalirnya air. Sungai-sungai yang masih penuh sampah dan Enceng gondok kita clean up,” ucap Andreas.

Dijelaskannya, kegiatan resik-resik Kali Gelis kali ini diinisiasi oleh Pemerintah Kelurahan Kajeksan. Dalam rangka mengantisipasi datangnya musim penghujan. Langkah mitigasi bencana ini dilakukan untuk menekan terjadinya banjir.

“Ini ada sedimen utamnya di tengah-tengah sungai, ada semacam dapuran bambu, itu target utamanya. kalau masih disitu ya manggrok terus. Kalau dari atas ngirimi ada tamu-tamu berupa sampah, nyangrok di situ tambah menggunung,” katanya.

Warga bergotong royong mengangkat tanaman eceng eceng gondok yang menutupi laju aliran Kali Gelis Kudus (Foto: YM)

Di lokasi sungai, juga dipenuhi dengan tanaman eceng gondok yang menghambat aliran sungai. Sehingga, warga secara gotong-royong membersihkan sungai dari tanaman liar tersebut, agar aliran sungai bisa lancar kembali.

“Makanya dibersihkan agar aliran sungai dari hulu ke hilir bisa lancar,” tambahnya.

Pihaknya pun berharap agar kegiatan serupa dapat dilakukan secara kontinu, dengan lebih banyak mengajak komponen masyarakat yang lain. Kegiatan ini juga sebagai salah satu wujud kemanunggalan Aparatur dan masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Sementara itu Plh. Lurah Kajeksan, Muchlisin menyampaikan terima kasih atas dukungan semua komponen yang telah ikut berpartisipasi dalam acara kerja bakti resik-resik Kali Gelis pada hari ini. Ada sekira 100 personil yang terjun dalam kegiatan ini.

“Alhamdulillah berjalan dengan baik lancar, semoga membawa berkah dan manfaat bagi kita semua serta warga kajeksan terhindar dari bencana, dan selanjutnya kami atas nama warga Kajeksan menyampaikan permohonan maaf bila ada kekurangan salah dan khilaf,” ujarnya.

Sementara itu ditemui dilokasi yang sama, Koordinator OPSDA Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana , Khozim mengatakan, saat ini pihaknya mulai menangani beberapa aliran sungai, untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir di musim penghujan nanti.

Adapun beberapa sungai yang telah ditangani yakni, Sungai Juana (JU) 1 dan Sungai Serang Welahan Drain (SWD) 2. Dimana, sungai tersebut telah dilakukan normalisasi mulai dari muara sungai.

“Semoga 2024 ini kita bisa adakan kegiatan yang ada di Kudus dan harapannya Kudus sudah tertangani semua,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, titik paling rawan bencana di musim penghujan masih ada di area Kencing yang ada di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Menurutnya, ada beberapa tanggul panas yang rawan terjadi longsor.

“Paling rawan saat ini masih ada di Kencing, karena disana memang ada beberapa tanggul yang panas, ini mengalami keretakan sehingga nanti saat musim penghujan dikahwatirkan longsor,” tuturnya.

Khozim pun mengimbau agar pihak desa dan masyarakat yang ada di sekitar Kencing, bisa turut memantau terus kondisi tanggul yang ada di sana. Apabila terjadi kebocoran, bisa dilaporkan untuk segera dilakukan mitigasi ke lapangan.

“Kalau memang segera dibutuhkan penanganan, biasanya kita lakukan penanganan,” tandasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.