Semarang – Persaingan dunia kerja semakin ketat dan butuh peran berbagai pihak untuk dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Selain pendidikan formal, keberadaan pendidikan nonformal seperti Balai Latihan Kerja (BLK) juga penting dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan berkompeten di berbagai bidang.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjadmoko MSi saat memberikan pengarahan pada rapat koordinasi dan halal bihalal tenaga kerja dan transmigrasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jateng, Selasa (26/7). Menurutnya, dengan pasar bebas di era MEA seperti sekarang, persaingan di dunia kerja juga semakin ketat.
“Sehingga bagaimana dalam waktu yang relatif tidak lama, kita harus dapat menyiapkan tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan perusahaan. Baik peningkatan keahlian melalui pendidikan formal maupun nonformal,” ujar wakil gubernur.
Untuk pendidikan formal, lanjut dia, upaya yang dilakukan salah satunya mensinkronkan program pendidikan formal dengan kebutuhan perusahaan, sehingga penyerapan tenaga kerja semakin tinggi. Sedangkan nonformal dengan memperkuat berbagai pelatihan keterampilan dan keahlian, baik di 38 BLK yang tersebar di Jateng maupun pelatihan yang ditangani pihak swasta.
Terkait masuknya tenaga kerja asing yang bekerja di berbagai bidang perusahaan, wakil gubernur berpendapat tenaga kerja asing tidak mendominasi industri padat karya di Jateng. Selama ini lapangan kerja sudah tersedia, tetapi tidak sedikit yang masih kekurangan tenaga kerja, terutama tenaga yang memiliki keahlian tertentu.
“Jadi syarat-syarat spesifik itu harus kita dikejar. Begitu investasi tumbuh maka tenaga ini (yang memiliki keterampilan khusus) harus sudah disiapkan. Kita harus melakukan pelatihan-pelatihan untuk mencegah tenaga asing lebih banyak lagi. Karena saya tidak setuju dan jangan biarkan industri kita begitu saja sehingga diisi orang-orang dari luar,” tandasnya.
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Heri Sudarmanto dalam sambutannya menyebutkan angkatan kerja saat ini sebanyak 127 ribu orang dan sekitar 120 ribu orang telah bekerja. Namun jumlah pengangguran atau belum bekerja masih cukup tinggi dan menjadi isu yang harus segera ditanggulangi.
“Apalagi sekarang Indonesia sudah menghadapi pasar MEA. Persaingan industri semakin ketat, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan juga harus benar-benar berkompeten. Maka kita harus dapat mencetak tenaga-tenaga siap kerja yang terampil dan lebih fokus lagi. Bahkan nantinya kita akan membuat suatu pelatihan yang mempunyai daya saing,” bebernya.
Heri menambahkan pertumbuhan investasi Jateng cukup bagus sehingga Pemprov Jateng harus mampu memacu peningkatan kualitas SDM. Apalagi tidak sedikit industri yang bergerak di berbagai bidang usaha dari Jakarta dan kota-kota besar lain beralih ke Jateng. Sehingga peningkatkan keahlian dan keterampilan calon tenaga kerja mutlak diperlukan.
“Pada prinsipnya, perusahaan tidak begitu memperhatikan tenaga kerja asing atau bukan. Karena yang dibutuhkan orang yang berkompeten, ahli, dan bisa dipercaya,” imbuhnya. (HJ)