Kudus, isknews.com – Nama Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mencuat sebagai calon Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam kabinet yang dibentuk oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Kabar ini berhembus setelah Abdul Mu’ti dipanggil langsung oleh Prabowo di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin (14/10) malam.
Abdul Mu’ti, seorang akademisi terkemuka, juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi dan pergerakan. Ia merupakan Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lahir di Desa Getasrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Keterlibatannya di bidang pendidikan sejak awal kariernya menjadikannya sosok yang sangat layak untuk memimpin kementerian tersebut.
Dalam wawancara eksklusif, Nuruzzaman, adik bungsu Abdul Mu’ti, mengungkapkan pandangannya terkait kabar ini.
“Kami tidak terkejut. Pendidikan memang dunia yang sudah akrab dengan beliau. Dari S1, S2, hingga S3, semuanya berkaitan dengan pendidikan, terutama pendidikan Islam. Jadi, kabar ini tidak mengejutkan kami. Selain juga sejak 2014 era pak Jokowi pertama, namanya sering disebut-sebut bakal menjadi kandidat menteri, meski akhirnya tidak jadi,” ungkap Nuruzzaman, dikediaman ibunda Abdul Mu’ti, Rabu (16/10/2024).
Menurutnya, mesti kesibukannya sbagai tokoh nasional di Jakarta, Abdul Mu’ti dikenal sebagai sosok yang tidak melupakan asal-usulnya. Meskipun kini menjadi figur nasional di Jakarta, ia tetap terlibat dalam pembangunan desa kelahirannya melalui organisasi Muhammadiyah.
“Beliau selalu menanyakan perkembangan kegiatan Muhammadiyah di desa kami dan bagaimana caranya beliau bisa berkontribusi membangun desa lewat organisasi itu,” kata Nuruzzaman.
Salah satu kontribusi nyata Abdul Mu’ti adalah memberikan inspirasi untuk pembangunan gedung serbaguna yang dinamakan “Graha Pemuda,” hasil visi bersama yang diinisiasi oleh Abdul Mu’ti dan para pemuda setempat.
Nuruzaman menggambarkan Abdul Mu’ti sebagai sosok yang sangat dekat dengan keluarganya.
“Setiap pulang, tidak ada pembicaraan khusus, hanya obrolan keluarga seperti biasa. Makanan favoritnya sederhana, seperti sayur bening dan kepala ikan (ayam). Hal-hal kecil seperti itu yang membuat suasana keluarga hangat,” tambahnya.
Sebagai anak sulung dari empat bersaudara, Abdul Mu’ti merasa bertanggung jawab terhadap keluarganya, terutama setelah kondisi ekonomi dan fisik orang tuanya mulai menurun.
“Beliau memastikan adik-adiknya tetap mendapatkan pendidikan yang tuntas. Semua adik-adiknya telah selesai bersekolah dan sekarang bekerja di bidang masing-masing,” ujar Nuruzzaman.
Keluarga Abdul Mu’ti memang berlatar belakang pendidikan. “Kami berasal dari keluarga guru. Banyak di antara kami yang menjadi guru di sekolah-sekolah dasar, menengah, bahkan madrasah,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan Abdul Mu’ti menjadi Menteri Pendidikan, Nuruzzaman dan keluarganya berharap yang terbaik.
“Harapan kami, tentu beliau bisa menjalankan amanah ini dengan baik. Semoga beliau diberikan kesehatan, kekuatan, dan keselamatan dalam menjalankan tugasnya. Kami juga berharap beliau tetap berkomunikasi dengan keluarga, tetap seperti Abdul Mu’ti yang kami kenal selama ini,” tutur Nuruzzaman.
Menurut Nuruzaman, Abdul Mu’ti selalu menjaga hubungan dengan keluarga, meski kesibukannya semakin meningkat.
“Beliau selalu menyempatkan waktu untuk menelepon ibu. Bagi kami, komunikasi seperti itu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa beliau tidak pernah melupakan keluarga,” katanya.
Sebagai figur yang lama berkecimpung di dunia pendidikan, Abdul Mu’ti dinilai sudah memahami peta permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Beliau sudah sangat familiar dengan dunia pendidikan dasar dan menengah, terutama melalui peran di Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah,” jelas pegawai di Dinas PKPLH Kudus ini.
Keluarga besar Abdul Mu’ti yakin bahwa dengan latar belakang dan pengalamannya, Abdul Mu’ti akan mampu memberikan solusi atas berbagai masalah pendidikan di tanah air.
“Kami percaya beliau punya kemampuan dan strategi untuk membawa perubahan positif di bidang pendidikan Indonesia,” tutup Nuruzzaman.
Sementara itu, Kartinah (73), ibu kandung Abdul Mu’ti, menyampaikan harapannya terkait pencapaian anaknya.
“Kami belum tahu kebenaran itu dari anak saya, hanya saja bila iya, sebagai orang tua, saya hanya bisa mendoakan. Semoga anak saya diberi kekuatan untuk menghadapi beban yang berat yang bakal diembannya. Semoga dia kuat dalam menjalani tugasnya,” ucap Kartinah.
Ia juga menambahkan, meski tidak bisa melihat langsung kenyataan, sebagai seorang ibu, Kartinah merasa yakin bahwa Abdul Mu’ti mampu menjalankan amanah tersebut dengan baik.
“Walaupun saya tidak melihat kenyataan langsung, tapi sebagai ibu saya tahu, semoga anak saya diberi kesempatan yang baik. Alhamdulillah, semoga kesempatan ini menjadi baik di mata Allah,” tambahnya dengan penuh harap.
Ketika ditanya tentang perasaannya saat mengetahui anaknya berpotensi menjadi seorang menteri, Kartinah mengatakan,
“Ya, senang, tapi juga ada rasa berat di pikiran saya, karena saya belum bisa bertemu langsung dan tidak bisa memberikan nasehat secara langsung.”
Meskipun Kartinah belum sempat berkomunikasi langsung dengan Abdul Mu’ti terkait hal ini, ia mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kemarin sebelum yang katanya dipanggil pak Prabowo, barusan pulang dari sini subuh-subuh. Sampai saat ini belum sempat telpon, mungkin masih sibuk, kalau pulang kan biasanya sempat cuti,” pungkas Kartinah. (YM/YM)