Kudus, isknews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus melaporkan inflasi sebesar 0,03 persen pada September 2024. Salah satu faktor utama penyumbang inflasi adalah sektor pendidikan, yang mencatat angka inflasi sebesar 1,27 persen dan menyumbang 0,08 persen terhadap total inflasi bulan tersebut.
Selain sektor pendidikan, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga berkontribusi terhadap inflasi dengan angka 0,66 persen, memberikan andil sebesar 0,07 persen. Sementara itu, sektor kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, namun kontribusinya terhadap inflasi keseluruhan hanya 0,01 persen.
Komoditas yang mendorong inflasi di Kudus pada bulan ini termasuk bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,06 persen, diikuti pendidikan perguruan tinggi dan kopi bubuk yang masing-masing menyumbang 0,03 persen. Biaya pendidikan sekolah dasar dan beras masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,01 persen dan 0,02 persen.
Menurut Kepala BPS Kudus, Eko Suharto, inflasi ini menunjukkan kondisi yang relatif stabil jika dibandingkan dengan kota-kota lain di Jawa Tengah. “Meskipun Kudus mengalami inflasi, angka tersebut masih cukup stabil dan terkelola dengan baik,” ujarnya pada Rabu (2/10/2024). Untuk perbandingan, Kota Tegal mencatat inflasi tertinggi sebesar 0,13 persen, sedangkan Kota Semarang mencatat inflasi terendah dengan angka 0,01 persen.
Tidak hanya itu, ada beberapa komoditas yang justru menyumbang deflasi, seperti cabai rawit dan cabai merah, masing-masing memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,06 persen. Bensin juga turut menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen, sedangkan telur ayam dan daging ayam ras masing-masing memberikan deflasi sebesar 0,02 persen.
Secara keseluruhan, inflasi tahunan Kabupaten Kudus hingga September 2024 tercatat sebesar 1,61 persen, dengan sektor pendidikan menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan, mencapai angka 5,48 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kudus pada bulan tersebut tercatat sebesar 105,93. (AS/YM)