Mengenal Pramoedya Ananta Toer: Diskusi Literasi oleh Kolektif Maossae di Kudus

oleh -442 kali dibaca
Foto: ist.

Kudus, isknews.com – Kolektif Maossae (Maos to Sae) Kudus kembali menggelar diskusi literasi untuk menumbuhkan minat baca di kalangan anak muda Kudus. Kali ini, diskusi bertajuk “Wawasan Kepramodyaan” membedah sosok sastrawan kelahiran Blora, Jawa Tengah, Pramoedya Ananta Toer.

Acara yang berlangsung pada Rabu (8/1) malam di Kompleks Perumahan Muria Indah, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, ini dimoderatori oleh Aan Triyanto, pegiat Sedulur Maiyah Kudus. Aan mengajak peserta diskusi untuk mengenal Pramoedya melalui karya-karyanya.

“Pram adalah salah satu pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia, dengan lebih dari 50 karya yang telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing,” ujar Aan dalam pengantarnya.

Pemantik diskusi, Afthonul Afif, menjelaskan bahwa Pramoedya tidak hanya seorang penulis, tetapi juga pemikir kritis terhadap berbagai aspek sosial, politik, dan budaya. Karya-karyanya mencerminkan pandangan tajam terhadap sejarah dan perjuangan masyarakat Indonesia.

Salah satu karya fenomenal Pramoedya adalah Tetralogi Buru, yang ditulis selama masa penahanannya. Tetralogi ini terdiri dari “Bumi Manusia”, “Anak Semua Bangsa”, “Jejak Langkah”, dan “Rumah Kaca”, yang mengisahkan perjuangan seorang pribumi Indonesia melawan kolonialisme dan menjadi salah satu karya paling penting dalam sastra Indonesia.

Afif menekankan bahwa melalui karya-karyanya, Pramoedya menggambarkan realitas sosial dan kritik terhadap penjajahan. Ia berharap generasi saat ini dapat memahami pesan-pesan tentang pentingnya keadilan, kesetaraan, dan perjuangan melawan penindasan yang tetap relevan dalam konteks sosial dan politik masa kini.

Diskusi ini diharapkan dapat mendorong generasi muda Kudus untuk lebih mengenal dan mengapresiasi karya-karya Pramoedya Ananta Toer, serta menumbuhkan semangat literasi di kalangan masyarakat. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :