Metode Talaqqi, Siswa PPSDN Kudus dalam Menguasai Al-Qur’an Braile

oleh -1,324 kali dibaca
Suasana para siswa tunanetra saat mengikuti tadarus Al-Qur'an Baile menggunakan metode talaqqi di mushola Pusat Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) Kudus.(Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Suasana khusyuk menyelimuti mushola Pusat Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) Kudus setiap malam selama bulan Ramadhan.

Para siswa tunanetra yang belajar di sana dengan tekun mengikuti tadarus Al-Qur’an Braile menggunakan metode talaqqi, sebuah teknik pembelajaran langsung yang terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan mereka membaca ayat suci.

Metode talaqqi memungkinkan siswa untuk belajar secara bertahap dengan mendengarkan bacaan dari guru, lalu mengulanginya dengan bimbingan hingga mencapai pelafalan yang benar. Menurut Yusi Susanto, guru pengajian Al-Qur’an Braile di PPSDN Kudus, teknik ini sangat membantu siswa memahami huruf Arab dalam sistem Braile dengan lebih cepat.

“Pembelajaran difokuskan pada pembacaan Al-Qur’an Braile dengan metode talaqqi, di mana kami memberikan contoh dalam pengucapan, lalu siswa tunanetra meneruskannya. Waktu pembelajaran bisa bervariasi, ada yang bisa dalam seminggu, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama,” ujar Yusi pada Kamis (20/03/2025).

Setiap siswa memiliki waktu belajar yang berbeda, tergantung pada kemampuan mereka dalam memahami pola huruf Arab Braile.

Namun, semangat yang tinggi membuat proses belajar menjadi lebih mudah. Salah satu siswa PPSDN Kudus, Arum Februari, mengaku semakin percaya diri dalam membaca Al-Qur’an Braile sejak mengikuti pembelajaran ini.

“Setelah sholat dhuhur, biasanya ada kultum. Hari ini saya belajar baca tulis Arab Braile. Malamnya ada sholat tarawih dan tadarus. Saya berharap bisa menjadi hamba yang lebih taat dan ibadah puasa saya lancar,” ujar Arum.

Selain membaca Al-Qur’an, para siswa juga mendapatkan pelajaran tambahan mengenai hukum Islam, seperti fiqih dan tafsir.

Hal ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap ajaran agama, sehingga ilmu yang diperoleh tidak hanya sebatas membaca, tetapi juga memahami maknanya.

Kepala PPSDN Kudus, Sundarwati, mengapresiasi dedikasi para siswa dalam mengikuti pembelajaran ini. Ia menuturkan bahwa semangat mereka dalam bertadarus sangat luar biasa.

“Mereka sangat antusias dan hampir tidak ada yang absen selama bulan Ramadhan. Habis berbuka, mereka langsung ke mushola tanpa perlu kami panggil,” katanya.

Lebih dari sekadar program pendidikan, pembelajaran Al-Qur’an Braile di PPSDN Kudus menjadi bagian dari perjalanan spiritual para siswa tunanetra. Dengan metode talaqqi, mereka tidak hanya belajar membaca ayat suci, tetapi juga merasakan kedekatan yang lebih mendalam dengan Al-Qur’an.

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, lantunan ayat suci terus mengalun dari bibir para siswa, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :