Nyantri 3 Hari di Ponpes Darun Na’im Kudus, Pelajar SMP 2 Kaliwungu Dapat Bekal Agama

oleh -903 kali dibaca
Foto: Pelajar SMP 2 Kaliwungu Kudus saat menyambut Bupati Kudus Samani dan Wakil Bupati Belinda di Ponpes Darun Na’im Kudus, Senin (11/3/2025). (Aris Sofiyanto/ISKNEWS.COM)

Kudus, isknews.com – Program Pesantren Ramadan yang diadakan SMP 2 Kaliwungu di Pondok Pesantren Darun Na’im, Padurenan, Gebog, mendapat apresiasi dari Bupati Kudus Sam’ani Intakoris. Ia menilai kegiatan ini sebagai langkah inovatif dalam memberikan bekal agama kepada para siswa, khususnya di sekolah negeri.

“Bagus sekali programnya. Saya sudah minta Kepala Disdikpora agar SD dan SMP lainnya juga mengadakan pesantren Ramadan di pondok pesantren sekitar sekolah. Bahkan, nanti SMA juga bisa melaksanakan dengan koordinasi Pemprov,” ujar Sam’ani saat menghadiri kegiatan tersebut pada Selasa (11/3/2025).

Menurutnya, pesantren Ramadan menjadi tambahan pendidikan agama yang bermanfaat bagi siswa sekolah negeri. Lingkungan pesantren yang mendukung diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar agama serta membentuk karakter yang lebih baik.

“Pesantren Ramadan bisa menjadi bekal kehidupan, terutama bagi siswa sekolah negeri. Mereka bisa mendapatkan tambahan ilmu agama sekaligus merasakan suasana pesantren,” tambahnya.

Selain itu, Bupati Kudus juga mengingatkan siswa agar selalu berbakti kepada orang tua, terutama ibu. Ia meminta para siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh selama tiga hari di pesantren dan setelah selesai, mereka dianjurkan mencium tangan ibu sebagai tanda bakti.

“Ini tanda penghormatan kepada orang tua. Semua ibu pasti menginginkan anaknya memiliki wawasan agama yang baik. Jadi, setelah selesai nanti, sampaikan kepada ibu, ‘Bu, saya sudah lulus pesantren Ramadan’,” pesannya.

Setelah mengikuti kegiatan ini, para siswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai yang telah dipelajari dan tetap menjaga toleransi terhadap pemeluk agama lain.

Senada dengan Bupati, Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton menilai kegiatan ini sebagai pelopor bagi sekolah lain. Di era digital seperti sekarang, pendidikan agama sangat penting sebagai benteng moral bagi generasi muda.

“Semoga sampai kapan pun, adik-adik tetap teguh memegang prinsip agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” imbaunya.

Sementara itu, KH Ahmad Asnawi selaku pengasuh Pondok Pesantren Darun Na’im menyampaikan terima kasih atas kunjungan Bupati dan Wakil Bupati Kudus. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan kebutuhan pesantren akan kendaraan operasional untuk antar jemput santri.

Permintaan tersebut langsung mendapat respons positif dari Bupati dan Wakil Bupati yang berjanji akan menyediakan mobil bagi pondok pesantren.

“Alhamdulillah, terima kasih Pak Bupati dan Bu Wakil Bupati. Semoga kendaraan tersebut nantinya bisa bermanfaat bagi para santri,” ucap KH Ahmad Asnawi.

Sementara itu, Kepala SMP 2 Kaliwungu, Fitriani, menjelaskan bahwa program ini telah dirancang secara matang dan dikonsultasikan dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus sebelum pelaksanaannya.

“Kami memang mengharapkan bahwa dengan mondok di Darun Na’im, siswa bisa meningkatkan imannya dan lebih tertib dalam menjalankan ibadah, terutama sholat,” ujarnya.

Pesantren Ramadan ini diikuti oleh seluruh siswa secara bertahap, dengan jadwal sebagai berikut:

  • 6-8 Maret untuk siswa kelas IX
  • 10-12 Maret untuk siswa kelas VIII
  • 13-15 Maret untuk siswa kelas VII

Sebagai bagian dari pengalaman santri di pesantren, siswa dilarang membawa telepon genggam (HP) dan tidak diperbolehkan dijenguk selama mengikuti kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat merasakan kehidupan pondok pesantren yang sebenarnya.

“Layaknya santri di pesantren, siswa tidak diperbolehkan membawa HP dan tidak dijenguk. Kami juga menyediakan pendampingan bagi siswa yang merasa kangen rumah,” tambah Fitriani.

Ia berharap program ini bisa menjadi inovasi bagi sekolah lain, baik SD maupun SMP, agar lebih banyak siswa mendapatkan manfaat dari pengalaman mondok di pesantren.

“Ini pengalaman pertama bagi kami, dan semoga bisa menjadi pilot project bagi sekolah lain. Kami mengimbau agar SD dan SMP lain juga mengadopsi program serupa,” tuturnya.

Saat ini, SMP 2 Kaliwungu memiliki sekitar 748 siswa, dengan rincian 253 siswa kelas VII, 246 siswa kelas VIII, dan 249 siswa kelas IX. Setiap peserta diberikan kitab berwarna hijau sebagai bahan pembelajaran selama mondok.

Fitriani berharap, ilmu yang didapat dari Pesantren Ramadan ini tidak hanya menjadi pengalaman sementara, tetapi dapat terus diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

“Biaya kembali kepada siswa masing-masing, tetapi yang terpenting adalah hasilnya. Harapannya, setelah kegiatan ini, iman dan takwa mereka tidak luntur,” pungkasnya. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :