Pekan Pertama Duduki Dirut PDAM Kudus, Ini Langkah Progresif yang Dicanangkan Winarno

oleh -2,275 kali dibaca
Direktur utama PDAM Tirta Muria Kudus Winarno (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Pekan pertama Direktur Utama PDAM Tirta Muria Kabupeten Kudus pasca penandatanganan kontrak kerja dengan Bupati Kudus selaku owner dalam jabatan lima tahun kedepan Winarno telah mencanangkan sejumlah program kerja khususnya bagi pencapaian target laba perusahaan.

Direktur utama Winarno yang sebelumnya pernah menduduki jabatan direktur PDAM Grobogan selama 13 tahun itu lolos dalam seleksi perekrutan direktur perusahaan air minum Kudus pada awal bulan ini bersama satu orang direktur perusda yang lain.

Ditemui di kantornya, Winarno, meski dirinya tahu sejumlah PDAM di Indonesia menghadapi problema seiring maraknya kemunculan Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di beberapa tempat termasuk di Kudus.

Pelanggan beralih ke layanan Pamsimas yang dinilai lebih murah. Padahal jika dibanding harga air PDAM, selisih harga itu sebenarnya dinilai tidak sebanding dengan jaminan kualitas air dari Pamsimas .

Maraknya Pamsimas diakui, jelas berdampak buruk bagi PDAM. Hengkangnya sejumlah pelanggan itu jelas mengurangi potensi pendapatan.

“Kami akan meminta Pemkab segera turun tangan membuat regulasi terkait izin pembuatan sumur Pamsimas. Kehadiran aturan diharapkan bisa memetakan mana wilayah yang boleh didirikan Pamsimas dan mana yang tidak boleh. atau soal penertiban tarif,” ujarnya.

Sementara disinggung soal target laba dia mengatakan telah menargetkan laba sebesar Rp 4,5 miliar pada tahun 2023 ini

telah mencanangkan sejumlah program kerja termasuk targetkan Laba sebanyak Rp 4,5 miliar pada tahun 2023 ini. Untuk mencapai target tersebut, PDAM Tirta Muria akan meningkatkan pelayanan bagi pelanggan.

“Kami optimis target laba tahun ini bisa tercapai. Untuk mencapai itu, kami terus meningkatkan pelayanan bagi para pelanggan PDAM,” kata Winarno.

Ia menjelaskan, target laba pendapatan tahun ini mengalami kenaikan sebanyak 7,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, di tahun 2022 kemarin, target PDAM Tirta Muria yaitu sebanyak Rp 4,2 miliar.

“Target tahun kemarin berhasil tercapai sekira 101 persen. Tahun ini kami yakin bisa tercapai juga,” ujarnya.

Untuk mencapai target itu, pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Diantaranya dengan menjalankan layanan aduan selama 24 jam.

“Kami sudah ada layanan aduan 24 jam dengan tiga shift jam kerja. Kalau ada keluhan, nanti akan segera ditangani oleh masing-masing unit,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, ketika ada keluhan dari pelanggan, PDAM akan berupaya menyelesaikan permasalahan yang dilaporkan secepat mungkin. Setidaknya, penanganan terhadap keluhan pelanggan akan dilakukan paling lama sekira 1 x 24 jam.

“Kami juga ada SOP One Hour Maintenance (OHM), jadi kami usahan secepatnya. Tapi kalau penangananya rumit itu paling tidak 1 x 24 jam,” jelasnya.

Kemudian, PDAM Tirta Muria juga berencana melaunching aplikasi untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. Aplikasi tersebut nantinya bisa digunakan oleh pelanggan yang ingin mengajukan aduan atau melakukan pembayaran iuran PDAM.

Winarno menambahkan, tahun ini pihaknya juga akan menambah satu sumur dengan kecepatan 10 liter per detik di wilayah Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati. Sehingga, total sumur yang dimiliki PDAM Tirta Muria tahun ini yaitu sekira 66 titik sumur dalam.

“Sebenarnya kami sudah memiliki 67 titik sumur dalam, tapi yang dua sudah tidak beroperasi. Pertama itu sumur di Kecamatan Gebog, pipanya patah. Lalu kedua sumur di Kecamatan Undaan berhenti beroperasi karena airnya belum layak,” bebernya.

Lebih lanjut, untuk target pelanggan baru PDAM Tirta Muria jenis reguler tahun 2023 ini ditargetkan sebanyak 1317 sambungan rumah (SR). Kemudian, untuk target pelanggan baru Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yaitu sebanyak 1000 SR.

“Saat ini pelanggan PDAM Tirta Mutia ada sekitar 53 ribu SR. Paling banyak itu di Kecamatan Undaan dan Kecamatan Bae,” tuturnya.

Sementara itu terkait tingkat kebocoran air atau non revenue water ( NRW) pada jaringan distribusi tahun 2023 maksimal 22 persen.

“Target itu lebih rendah dari realisasi rata- rata NRW 2022 sebesar 24 persen. Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, NRW sekarang ini dipatok maksimal 24 persen. Angka itu lebih tinggi dari patokan sebelumnya yakni maksimal 20 persen, ungkapnya.

Dijelaskannya, pecahnya pipa jaringan akibat faktor alam, terkena galian, dan besarnya tekanan,  menjadi penyumbang tingginya NRW. Faktor lain adalah adanya kegiatan flashing atau pengurasan untuk pembersihan pipa dan pengisian jaringan baru, serta ilegal conection (sambungan liar).

“Akibat hal tersebut potensi pendapatan dari pelanggan setiap bulan melayang dalam jumlah cukup besar, belum termasuk biaya perbaikan dan perawatan,” terang dia.

PDAM Kudus kini memiliki sekitar 56.347 pelanggan yang dilayani dari 64 sumur produksi aktif dan 15 resevoir atau bak penampungan. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.