Kudus, isknews.com – Ribuan petani Kudus yang lahan pertaniannya mengalami puso akibat bencana banjir pada tahun 2023 lalu berharap, pemerintah segera merealisasikan uang pengganti seperti yang dijanjikan. Hal tersebut diungkapkan petani asal Desa Wates, Kecamatan Undaan Kudus Noor Ahmad dan M Zuhri kepada isknews.com.
Menurutnya, ada 5.876 petani yang namanya tercantum dalam lampiran Surat Keputusan (SK} Bupati Kudus nomor 382/146/2023 tentang Penetapan Penerima Bantuan Stimulan Gagal Panen (PUSO) Akibat Bencana Alam Banjir di Kabupaten Kudus tahun 2023. Dari jumlah tersebut, baru 150 petani yang menerima sedang lainnya sampai saat sekarang belum mendapat kepastian kapan bantuan tersebut akan diterimakan.
Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Revlisianto Subekti melalui pesan WhatsApp memgatakan bahwa, bantuan tersebut sempat mengalami penundaan pemberiannya melalui surat Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) nomor B-502/BNPB/SU/RR.03.02/09/2023 tertanggal 18 September 2023 yang ditandatangani Sekretaris Utama, Ruslan. Namun pada bulan Desember 2023 sudah ada penyerahan kepada petani di Kabupaten Pekalongan 199 orang, Januari 2024 petani di Kabupaten Grobogan 100 orang dan petani asal Kabupaten Kudus 150 orang.
“Yang di Kabupaten Grobogan diserahkan oleh Presiden Joko Widodo sedang yang di Kudus diterimakan saat acara di Gedung Graha Mustika,” jelasnya.
Sementara itu menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir, saat ditanya media ini melalui pesan singkat WhatsApp hanya menjawab singkat, “masih menunggu kabar baik dari BNPB”.
Terpisah, petani pemilik lahan di desa Garung Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Sukis yang namanya tercantum dalam daftar penerima nomor urut 139 dengan luas lahan 1,94 hektar nominal pengganti yang tertera mencapai Rp15.520.000 juga berharap, bantuan tersebut sesegera mungkin diberikan. Menurutnya, kegagalan panen saat itu memang membuat petani mengalami kerugian dan bantuan tersebut diharapkan bisa meringankan beban petani untuk menanam padi di musim selanjutnya.
“Setelah tanaman kami dilanda banjir tahun 2023 lalu, sebagian besar petani jelas mengalami kerugian cukup besar. Setelah kegagalan itu, banyak petani yang harus berhenti sementara memulai bertani lagi karena ketiadaan modal,” katanya.
“Proses pendataan para petani yang mengalami gagal panen sudah kita lalui, mulai di tingkat kelompok tani, desa hingga kecamatan. Dan, dalam daftar selain tertera luasan lahan, lokasi lahan serta nama petaninya disitu juga tertera nomor rekening dari BNI,” lanjutnya.
Saat ini, masih menurut Sukis, usaha pertaniannya juga berpotensi gagal panen karena lahan pertaniannya mengalami genangan banjir serupa. Harapan segera menerima bantuan, menurutnya bukan hanya dia sendiri yang menginginkan tetapi juga petani lain yang belum menerima sebanyak 5.726 orang.
“Untuk memastikan kapan bantuan tersebut akan diberikan, saya bersama beberapa petani lainnya berencana akan bersurat kepada pemerintah pusat tentang kepastiannya,” pungkas petani yang juga berprofesi sebagai pengacara. (jos)