Kudus, isknews.com – Tim guru dari MAN 2 Kudus berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet medali emas dalam Lomba Invensi dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digelar oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Indonesia International Institute of Life-sciences (I3L). Kompetisi ini diadakan untuk memperingati Hari Guru Nasional dan diikuti oleh para guru dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dari lebih dari 50 karya tulis ilmiah yang diseleksi, tim MAN 2 Kudus berhasil masuk ke dalam 16 finalis yang berhak mengikuti penjurian final di kampus I3L Jakarta pada 25 November 2024. Tim yang terdiri dari Mutiara Hapsari, S.Si (guru Kimia), Lina Kurniawati, S.Pd (guru Fisika), dan Ilma Yunita, S.Pd (guru Fisika), mengangkat penelitian berjudul Formulasi dan Uji Antibakteri Serum Wajah Berbahan Ekstrak Parijoto (Medinilla speciosa) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Propionibacterium acnes.
Pada tahap final, peserta mempresentasikan hasil penelitian mereka melalui booth informasi yang dihadiri oleh mahasiswa I3L serta guru-guru undangan lainnya. Penelitian yang berbasis bahan alami lokal ini mendapat perhatian khusus karena inovasinya yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Mutiara Hapsari, anggota tim, mengungkapkan kebahagiaannya atas pencapaian ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas medali emas ini. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar MAN 2 Kudus atas dukungan yang diberikan. Lomba ini memberikan pengalaman berharga bagi kami. Kami yakin bahwa penelitian dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, tanpa batasan usia,” tuturnya.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa dedikasi dan semangat tinggi dapat membawa hasil luar biasa. Penelitian ini juga menunjukkan potensi besar bahan lokal seperti parijoto untuk mendukung inovasi di bidang kesehatan.
Kepala MAN 2 Kudus, Ali Musyafak, menyampaikan apresiasi atas capaian tim ini. “Kami sangat bangga atas keberhasilan ini. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi guru-guru lain untuk terus berkarya dan membawa nama baik madrasah di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.
Prestasi ini tidak hanya mengharumkan nama MAN 2 Kudus tetapi juga membuktikan bahwa guru bisa menjadi inovator yang memberikan kontribusi nyata melalui penelitian dan invensi. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di Indonesia. (AS/YM)