Sawah Kekeringan Hingga Masa Tanam Mundur, Ratusan Petani Undaan Gelar Salat Minta Hujan

oleh -2,143 kali dibaca
Usai pelaksanaan Salat Istisqa Imam dan Khotib Subhan Alhafidh, Katib Syuriah MWC NU Kecamatan Undaan, Kudus saat memberikan khutbah dan memimpin doa, Jumat 13/10/2023 (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Dibawah terik matahari yang panas menyengat, ratusan petani di Kecamatan Undaan, didampingi Camat, Kepala Desa menggelar Salat Istisqa berjamaah di Lapangan Desa Undaan Kidul. Salat minta diturunkan hujan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk ikhtiar akibat kemarau panjang yang berakibat kekeringan pada sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus, Jumat (13/10/2023) siang.

Dibawah terik matahari, puluhan jemaah tersebut melangsungkan Salat Istisqa yang dipimpin oleh Imam dan Khotib Subhan Alhafidh yang merupakan Katib Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Undaan, Kudus.

Usai salat, Camat Undaan Arif Budianto menyampaikan bahwa kondisi lahan pertanian di wilayah kecamatan setempat mengalami kekeringan. Sedangkan, pengairan dari Sungai Kedungombo untuk saat ini hanya dialirkan untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus).

Sementara untuk lahan pertanian, kata Arif, masih sangat minim dan bahkan cenderung tidak mendapatkan aliran. Oleh sebab itu, kegiatan pertanian di Undaan saat ini dikatakan terhambat dan mengakibatkan musim tanam (MT) 1 mundur.

“Sebagian besar atau 60 persen masyarakat Undaan itu petani. Jadi kita mau bercocok tanam dan kehidupan sehari-hari itu mengandalkan air. Lahan pertanian ini yang terdampak karena tidak mendapatkan aliran air dari pengairan,” tuturnya.

Pihaknya pun berharap, dengan digelarnya Salat Istisqa ini nantinya bisa membawa keberkahan, berupa diturunkannya hujan. Ini menjadi ikhtiar atau usaha yang dirasa perlu dilakukan sebagai umat muslim, untuk memohon keberkahan dari Allah SWT.

“Jadi ini inisiatif masyarakat dan tokoh agama yang menginginkan ikhtiar bersama, semoga melalui salat ini kita diberikan berkah hujan,” tuturnya.

Sementara itu, petani asal Desa Sambung, Sulistiyono yang ikut Salat Istisqa menyebut bahwa akibat lahan yang kering dan pengairan yang minim, pihaknya terpaksa untuk menunda masa tanamnya. Sebab, bila dipaksakan maka rawan gagal panen.

“Ini betul-betul mengandalkan air dari pengairan, kalau tidak ya khawatir kalau ngga ada hujan nanti gagal tanam. Pengairan untuk sawah di sini itu dari Kedungombo. Sedangkan dari Kedungombo itu dibagi ke tiga wilayah, Pati, Demak, Kudus,” katanya.

Katanya, masa tanam 1 biasanya sudah dimulai sejak awal bulan September. Namun lantaran kondisi air yang kering, masa tanam belum bisa dipastikan akan dilakukan kapan. Oleh sebab itu, petani di Undaan ini sangat mengharapkan turun hujan. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.