Kudus, isknews.com – Teater Cordova SMP IT Al Islam Kudus mencatatkan prestasi gemilang dalam Festival Teater Pelajar yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation. Membawakan pementasan berjudul Liang Langit karya Asa Jatmiko, mereka berhasil meraih posisi kelima dari 22 peserta, sebuah pencapaian luar biasa untuk penampilan debut perdana mereka.
Pementasan ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan nilai-nilai syar’i dapat berpadu harmonis. Dengan 35 anggota tim yang terdiri dari pemain dan kru, Teater Cordova berhasil menampilkan performa memukau meskipun harus bersaing dengan kelompok yang lebih berpengalaman.
Menurut Uswatun Khasanah, sutradara sekaligus ustadzah di sekolah tersebut, keberhasilan ini adalah buah kerja keras tim yang telah melalui proses panjang, termasuk menyesuaikan naskah agar sesuai dengan nilai-nilai Islami.
“Kami ingin memastikan cerita tetap relevan, namun tidak melenceng dari prinsip yang kami pegang. Modifikasi ini adalah tantangan besar, tetapi alhamdulillah semua dapat kami atasi dengan baik,” ujarnya.
Persiapan menuju pementasan ini tidaklah mudah. Dalam waktu yang terbatas, siswa menunjukkan semangat luar biasa dengan latihan rutin hingga malam hari. Uswatun mengungkapkan bahwa seluruh tim, termasuk kru, bekerja keras untuk memberikan yang terbaik.
“Antusiasme dan komitmen mereka sangat luar biasa. Anak-anak bertekad untuk memberikan yang terbaik, dan itu benar-benar terlihat dalam penampilan mereka,” katanya.
Meski latihan teater cukup menyita waktu, para pemeran dan kru tetap menjalankan kewajiban utama mereka sebagai siswa di sekolah berbasis Islam. Salah satu program unggulan SMP IT Al Islam adalah hafalan Al Quran, dan mereka mampu tetap konsisten dalam memenuhi target yang telah ditentukan.
Pemeran utama laki-laki, Kukuh Satria Setiyawan, bahkan telah menyetor hafalan hampir 10 juz, sementara pemeran utama perempuan, Syaffana Galih Dyah Pramudita, menyetorkan hafalan sebanyak 5 juz. Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan dalam seni tidak boleh menjadi penghalang bagi mereka untuk terus memprioritaskan pendidikan agama.
Kepala SMP IT Al Islam Kudus, Fika Indriani, menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara seni dan nilai-nilai agama. “Kami ingin seni teater menjadi ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka sekaligus belajar nilai-nilai penting seperti tanggung jawab, kerja sama, dan kepercayaan diri,” jelasnya.
Fika juga menyampaikan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sekolah berbasis nilai-nilai Islam mampu bersaing dalam bidang seni.
“Kami percaya seni adalah medium yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan moral dan membangun karakter siswa. Dengan pendekatan syar’i, kami yakin siswa kami mampu memberikan kontribusi besar di berbagai ajang seni,” tambahnya.
Teater Cordova sendiri baru terbentuk pada Agustus 2024, menyusul pengumuman Festival Teater Pelajar (FTP) Kabupaten Kudus oleh Komunitas Teater Djarum.
“Jadi memang terbentuknya baru, dan Alhamdulillah bisa masuk final (lima besar), padahal yang ikut ada 23 kelompok teater (sekolah tingkat SMP),” ungkapnya.
Pementasan Liang Langit mengangkat tema pergolakan batin seorang kepala keluarga yang menghadapi tekanan sosial dan dilema moral. Dengan modifikasi agar sesuai dengan nilai-nilai syar’i, cerita ini tidak hanya relevan dengan masyarakat sekolah tetapi juga berhasil menyentuh hati penonton secara luas.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan orang tua siswa yang selalu memberikan motivasi, baik secara moral maupun materiil. Uswatun menyampaikan rasa terima kasihnya atas peran serta orang tua dalam mendukung aktivitas siswa.
“Kesuksesan ini bukan hanya hasil kerja keras tim teater, tetapi juga kolaborasi yang erat antara siswa, guru, orang tua, dan komunitas sekolah. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk pengembangan seni di SMP IT Al Islam,” tutupnya.
Dengan pencapaian ini, SMP IT Al Islam Kudus menunjukkan bahwa seni teater bisa menjadi medium untuk menyampaikan pesan moral, membangun karakter siswa, dan memperkuat nilai-nilai Islami. Ke depannya, Teater Cordova bertekad untuk terus berprestasi di berbagai ajang seni dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain. (YM/YM)