Bertani Pisang Raja Yang Menggiurkan

oleh -6,617 kali dibaca
Sukanto, mantan guru yang kini menjadi petani pisang (foto: YM)

Kudus, isknews.com – Prospek bertani pisang merupakan potensi besar yang belum dikelola secara profesional oleh para petani di Kudus, padahal bertani pisang memiliki nilai ekonomi yang lebih menjanjikan dibanding dengan komoditas tanaman semusim lainya.

Ini disebabkan menanam pisang satu kali bisa panen seterusnya dari tunas tunas baru, artinya modal tanam satu kali bisa untung seterunya.

Hal itu disampaikan oleh Sukanto (58), petani pisang warga Desa Mlati Kidul Kudus, menurutnya, tanah yang cukup subur di wilayah Kabupaten Kudus membuat komunitas petani pisang Kudus yang dipeloporinya terispirasi untuk bertani pisang.

Mereka memberikan contoh dan sosialisai agar para petani mau membudidayakan pisang sebagai salah satu komoditas unggulan dan memilki profit yang tinggi.

Kebun Pisang Sukanto di Bilangan Mlati Kidul Kudus ( foto: YM)

 

” Jenis pisang yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran adalah pisang raja, pisang ambon, kepok pipit dan pisang susu,” ujarnya saat ditemui di kebun pisangnya tak jauh dari kompleks perkantoran Mejobo Kudus, Minggu (24/12/17).

Adalah Sukanto pria warga Mlati Kidul saat ini telah memulai penanaman pohon pisang raja di lahan pertanian seluas 5000 M2 di daerah Mlati Kidul Belakang komplek perkantoran Mejobo Kudus.

Berdasarkan pengakuan Sukanto, ia mengawali usaha perkebunan pisang tersebut baru sekitar satu tahun lalu. Ia mulai melirik dan akhirnya terjun dan menanam tanaman buah pisang ini setelah melihat prospek bertani pisang yang cukup menjanjikan.

Sukanto yang sebenarnya tidak memiliki latar belakang di dunia pertanian namun dia memiliki kecintaan dalam bidang pertanian, sehingga karena suka akhirnya memiliki semangat untuk belajar bidang pertanian, baik belajar melalui teman-temannya maupun melalui browsing di internet, bahkan tidak hanya sekedar teori, Sukanto langsung praktek terjun bertani pisang.

Dirinya saat ini telah memiliki 800 pohon pisang dengan tumpangsari cabe rawit dan menanam berbagai jenis polowijo dan tanaman sayuran lainnya.

Sukanto memiliki obsesi dan cita-cita untuk bertani secara professional sudah cukup lama.

Sebelum ini dia berprofesi sebagai seorang guru swasta yang mengajar akutansi di sebuah sekolah Taman Siswa di Kudus.

Dari pengalaman mengajar disekolah selama 35 tahun, dia berikan bimbingan dan pelajaran kepada para siswa siswinya tentang ekonomi dan akutansi, dengan harapan ilmunya bisa dimanfaatkan bagi para siswanya untuk praktek langsung dilapangan.

Dari pengalamannya itulah Sukanto bersama anaknya Hestitunggal giat memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada para petani disekitar nya untuk bertani yang produktif dan bertani yag kreatif, salah satunya adalah bertani pisang raja.

Karena dia berpikir dengan bertani yang kreative dan memilih komoditas yang tepat. Akan memiliki daya jual tinggi.

Hingga akhirnya menemukan ide bertani pisang, kini ia mengembangkan usahanya untuk membudidayakan pisang jenis pisang raja di komplek persawahan Bengkok kelurahan Mlati Kidul.

‘’Kebetulan mlati Kidul dekat persawahan, jadi memang pas kalau kemudian saya terinspirasi menjadi petani pisang,’’ jelasnya saat di temui di kebun pisang sewaanya.
Menurutnya ia mulai menanam pisang di ini baru 9 bulan lalu.

Awalnya dia mulai melihat kondisi tanah di malti Kidul. Setelah diamati, ternyata tanah itu cukup subur untuk ditanami pisang raja yang berpotensi untuk diekspor.

Dengan modal yang cukup, akhirnya bibit mulai didatangkan dan ditanam.
Untuk merawat pisang, perlu teknik khusus.

” Misalnya, kontrol setiap hari, kebutuhan air harus cukup. Saat berbuah, buah pisang harus dijaga agar tidak dimakan oleh serangga atau terserang hama,” ungkapnya.

“bahkan saya setiap pagi selalu melakukan kontrol rutin, satu persatu pohon pohon pisang saya cek, sambil mencabuti rumput, dan melihat pohon pohon yang terkena hama ulat ataupun lainnya” tambahnya.

Sukanto menambahkan banyak pelajaran yang bisa diambil dari penanamn pisang ini. Dari awal penanaman ini saya sudah banyak mendapatkan inspirasi baru tentang prospek bertani pisang ke depan, banyak rencana rencana yang akan kita kembangkan terkait dengan bisnis pisang ini.

Rencana rencana tersebut sudah didiskusikan dengan petani-petani pisang di kudus dan calon petani pisanng lainnya.

” Mulai dari penjualan bibit pisang, hasil panen pisang sampai rencana menjadi pengepul pisang atau membuat cluster pisang untuk di eksport keluar negeri,” ujarnya.

Hal ini akan di kelola dan di tangani secara tim/kebersamaan melalui paguyuban petani pisang di Kudus.

Dia mulai menganalisa dan menghitung, prospek bertani pisang ini cukup cerah, dari menjual bibitnya saja sudah untung atau balik modal.

“ Setelah saya amati satu persatu, pisang baru usia 4 bulan saja sudah mulai tumbuh tunas baru, ada yang 2 ada yang 3 tunas, bahkan ada yang 4 tunas, kalau dibuat rata rata 2 tunas per pohon maka tahun depan dari 800 pohon ini akan menjadi lebih dari 2 ribu pohon pisang” terangnya.

” Artinya kita juga bisa menjual tunasnya atau mengembangkan tanaman baru di area lain” tambahnya.

Selain itu, dari hasil surve di pasar tradisional sekitar Kudus, harga pisang raja cukup fantastis, satu tandan dengan isi 12 sisir bisa laku di atas 120.000, tergantung type dan jumlah sisirnya.

“Marketnya tidak hanya di Kudus saja. Tapi di Semarang, Jogjakarta, Bandung sudah banyak yang meminta. Kalau lokal yang minat kebanyakan diri bakul bakul atau toko toko buah’’ ungkapnya.

Dia menambahkan, usia panen pisang raja juga beraneka ragam. Bisa jadi, 10-11 bulan baru melakukan panen.

Dengan begitu, petani yang menanam pisang jenis ambon bisa menuai untung.

“Saya kira di Kudus tanahnya cukup cocok untuk pisang jenis ini. Yang terpenting irigasi dan cara tanamnya yang pas,’’ pungkasnya.

Menghitung estimasi budidaya bertani pisang

ESTIMASI BUDIDAYA PISANG
Untuk Luas 1Ha, 2.500 POHON PISANG
– Sewa lahan untuk 2 tahun = 9.000.000,-
– Olah lahan + biaya tanam = 10.000.000,-
– Kompos = 7000.000,-
– Pupuk cair = 4.000.000,-
– Bibit @ 12.500,- x 2500,- = 31.250.000,-
– Biaya perawatan = 30.000.000,-
– Laen laen2 = 15.000.000,-
——— +
Jumlah 106.250.000,-
ESTIMASI PANEN
* 1 pohon(panen) harga jual kisaran 80.000,- – 200.000,-
* Analisa gagal panen/ hasil kurang bagus 10 %
* Estimasi terendah harga 80.000,- x 2.150,- pohon = 252.000.000,-
* Di kurangi modal tanam = 106.250.000,-
* Biaya panen dan transportasi = 10.000.000,-
* Lain lain = 10.000.000,-
______________________
Keuntungan Rp = 125.750.000,-
Disela sela tanaman pisang di Tanami pohon pelindung, yakni pohon sirsat atau kedondong.
Hitungan panen tanaman pelindung belum masuk hitungan

Lebih lanjut bagi yang ingin berkonsultasi masalah pisang bisq huhungi Achmad, ketua paguyuban petani pisang di Kudus Hp 081914020218. (YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :