Kudus, isknews.com – Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Hasan Chabibie, melakukan peninjauan ke kawasan pembangunan kolam retensi di Kecamatan Jati pada Minggu (24/11/2024). Kunjungan ini bertujuan untuk memantau progres pembangunan sekaligus memastikan kesiapan Kabupaten Kudus dalam menghadapi musim hujan dengan intensitas yang terus meningkat.
“Musim hujan sudah mulai dengan frekuensi yang cukup sering. Kita perlu langkah preventif agar Januari atau Februari nanti, saat debit air tinggi, kita siap menghadapinya,” ujar Hasan Chabibie.
Dalam peninjauan tersebut, Hasan menyoroti tiga aspek utama, yaitu peninggian tanggul di Kecamatan Undaan, pembangunan kolam retensi, dan pemasangan pompa air skala besar. Ia menyampaikan bahwa peninggian tanggul di Kecamatan Undaan telah mencapai ketinggian 1 meter dengan lebar 6 meter, yang merupakan inisiatif dari desa-desa setempat.
“Ini langkah konkret dari masyarakat yang perlu diapresiasi. Dengan tanggul ini, kita harapkan aliran air tidak meluap ke wilayah sekitar,” katanya.
Pembangunan kolam retensi di Kecamatan Jati kini telah mencapai 90% dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024. Kolam retensi dengan luas hampir 5 hektare dan kapasitas tampung 200.000 meter kubik ini dirancang untuk menampung aliran air dari wilayah sekitar hingga mencakup area rawan genangan seluas 7 kilometer persegi.
“Kami juga sudah menerima semua pompa air yang dibutuhkan. Saat ini, tinggal menunggu pasokan listrik dari PLN. Nantinya, pompa ini akan mampu memompa air hingga 1.500 liter per detik dengan total tiga unit, ditambah dua unit dengan kapasitas 500 liter per detik,” jelas Hasan.
Ia optimistis bahwa proyek ini akan membantu Kudus lebih siap menghadapi musim hujan. “Semoga langkah-langkah ini dapat meminimalisir dampak genangan air di masa mendatang,” tambahnya.
Pelaksana pembangunan kolam retensi dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pamali Juana, Fuad, menjelaskan bahwa proyek ini dirancang untuk selesai dan beroperasi penuh pada 31 Desember 2024. “Sesuai kontrak, proyek ini harus rampung pada akhir tahun depan,” ungkap Fuad.
Ia menambahkan bahwa kolam retensi ini dirancang untuk beroperasi tanpa bergantung pada elevasi muka air Sungai Wulan. “Jika muka air rendah, aliran air akan langsung disalurkan melalui pintu masuk. Namun, jika tinggi, pintu akan ditutup dan pompa diaktifkan untuk mengalirkan air ke kolam retensi,” jelas Fuad.
Saluran air dan drainase di area proyek juga telah diperlebar dari sebelumnya 2-3 meter menjadi 10-15 meter untuk memastikan aliran air gravitasi menuju kolam retensi berjalan lancar.
Terkait anggaran, Fuad mengungkapkan bahwa total biaya pembangunan kolam retensi ini mencapai Rp370 miliar, yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah pusat.
Sementara itu, penambahan ketinggian tanggul di Kecamatan Undaan, yang menjadi bagian dari upaya mitigasi banjir, dibiayai melalui dana desa. Tanggul-tanggul tersebut ditinggikan sekitar 1 meter dengan lebar 6 meter atas inisiatif desa-desa setempat.
“Dengan desain dan sistem yang telah kami siapkan, kami optimistis kolam retensi ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi genangan dan banjir di wilayah ini,” pungkas Fuad.
Proyek ini diharapkan menjadi salah satu langkah strategis dalam mengatasi permasalahan banjir yang selama ini kerap melanda Kabupaten Kudus, khususnya di musim penghujan. (YM/YM)