Kudus, isknews.com – Seorang gadis berinisial MR (19), seorang Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah dan gudang milik pengusaha berinisial BI, di Kelurahan Wergu Kulon, Kecamatan Kota Kudus. Ia terpaksa melakukan aksi nekat dengan memanjat dan mencoba melompat dari pagar bangunan tersebut. Tindakan ini dilakukan karena dia ingin menjenguk ayahnya yang sedang sakit parah dan dirawat di sebuah rumah sakit di Salatiga.
Kejadian bermula ketika MR menemukan bahwa rumah majikannya terkunci dari luar karena pemiliknya sedang berada di luar kota. MR memutuskan untuk mencoba keluar melalui jalan lain setelah melempar tas yang dibawanya keluar dari dalam pagar bangunan.
Sayangnya, tetangga yang kebetulan adalah Ketua RT setempat mengetahui aksi tersebut dan mengamankannya untuk dimintai keterangan lebih lanjut, mengkhawatirkan bahwa MR akan kabur dengan membawa barang-barang dari tempat kerjanya.
Kapolsek Kudus Kota, Iptu Subkhan, menjelaskan bahwa setelah diamankan oleh Ketua RT, pihak RT mencoba menghubungi polisi dan pemilik rumah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dari pemeriksaan warga, mereka kemudian menemukan bahwa MR sebenarnya dijemput oleh seseorang bernama S, yang mengaku sebagai saudara MR dan bekerja sebagai ART di Semarang.
“S menerima telepon dari ibu MR yang meminta agar MR segera pulang ke Dempet karena ayahnya sedang sakit kritis di rumah sakit Kota Salatiga,” ujar Kapolsek.
Sayangnya informasi ini tidak langsung disampaikan kepada majikan MR di Kudus, sehingga menyebabkan kebingungan.
“Setelah memastikan identitas MR dan keluarganya dengan bantuan teknologi di Mapolsek setempat, serta menghubungi Kapolsek dan kepala desa tempat MR mengaku berasal. Polisi mengonfirmasi bahwa MR adalah benar warga Dempet, Demak, dan benar juga bahwa ayahnya sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah proses klarifikasi, pihak kepolisian menghubungi majikan MR. Hasilnya, majikan memutuskan untuk melepas MR kembali ke biro penyalur ART dan memberikan gaji yang seharusnya diterima MR selama bekerja.
“MR sudah bekerja di tempat tersebut selama dua bulan lebih. Tadi juga saya sarankan ke majikan untuk memenuhi hak ART nya yang belum terbayarkan dengan cara di transfer. Tas yang dibawa oleh MR juga telah diperiksa oleh orang utusan dari majikan. Hasilnya tidak ditemukan barang dari pabrik, hanya pakaian tiga lembar,” tambahnya.
Kapolsek Subkhan menegaskan bahwa semua proses dilakukan untuk memastikan kejelasan identitas dan keamanan semua pihak yang terlibat dalam insiden ini. (YM/YM)