Kudus, isknews.com – Kabupaten Kudus mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada bulan Agustus 2024. Deflasi ini dipengaruhi oleh beberapa kelompok pengeluaran, dengan makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang memberikan kontribusi terbesar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, Eko Suharto, menyatakan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan deflasi sebesar 0,89 persen, yang menyumbang andil sebesar 0,24 persen terhadap total deflasi. Selain itu, sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga berkontribusi terhadap deflasi sebesar 0,02 persen.
Eko menjelaskan bahwa bawang merah menjadi komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi, yakni sebesar 0,12 persen. “Selain bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing juga menyumbang deflasi sebesar 0,03 persen,” ungkapnya pada Selasa (3/9/2024). Cabai merah dan bawang putih juga berkontribusi terhadap deflasi, masing-masing dengan andil sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen.
Meski demikian, Eko juga mencatat adanya beberapa komoditas yang justru memicu inflasi di Kudus. Kebutuhan sekolah dasar menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan andil sebesar 0,09 persen, diikuti oleh komoditas bensin sebesar 0,04 persen. Cabai rawit dan sate masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen dan 0,01 persen.
Secara tahunan, Kudus masih mencatat inflasi sebesar 1,93 persen, meskipun angka ini mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Eko menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini paling banyak dipengaruhi oleh sektor pendidikan dengan nilai inflasi sebesar 5,14 persen, diikuti oleh bahan perawatan diri sebesar 4,83 persen.
“Beberapa komoditas yang mendorong inflasi tahunan ini antara lain beras dengan andil 0,28 persen, perguruan tinggi dan emas masing-masing 0,17 persen, gula pasir 0,13 persen, dan sigaret kretek mesin sebesar 0,12 persen,” tambahnya.
Eko juga menyebutkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Kudus pada Agustus 2024 tercatat sebesar 105,9. Di Jawa Tengah, sebagian besar wilayah mengalami deflasi pada bulan Agustus, dengan pengecualian Kabupaten Rembang dan Kota Tegal yang mencatat inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,01 persen. (AS/YM)