Kudus, isknews.com – Halal bi Halal dan seminar perpajakan yang digelar oleh HIPMI Kudus tidak hanya menjadi wadah edukasi pajak bagi para pengusaha muda, tetapi juga momentum kolaboratif antara organisasi pengusaha dengan pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kudus, Bellinda Putri Sabrina Birton, menegaskan pentingnya sinergi antara HIPMI dan Pemkab Kudus dalam menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan.
Bellinda menilai HIPMI BPC Kudus adalah ruang bertumbuhnya generasi wirausaha muda yang tidak hanya kreatif dan berani mengambil risiko, tetapi juga punya komitmen membangun bisnis yang sehat dan bertanggung jawab.
“HIPMI telah menjelma sebagai changemaker sejati, penggerak transformasi ekonomi lokal di Kabupaten Kudus,” katanya, Jumat (25/04/2025) petang.
Ia pun optimistis bahwa masa depan ekonomi lokal berada di tangan para pengusaha muda.
“Saya meyakini bahwa di tangan para pengusaha-pengusaha muda, masa depan ekonomi lokal akan terus bertumbuh dan berkembang,” tambahnya.
Menurutnya, seminar tersebut bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga sarana memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Hari ini, kita tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga saling bertukar pikiran, menggali wawasan baru, dan memperkuat semangat kolaborasi,” ungkap Bellinda.
“Bersama, kita menggali peluang untuk membangun ekosistem usaha yang semakin adaptif dan berdaya saing, tanpa mengesampingkan peran panjenengan semua sebagai pengusaha dalam memenuhi kewajiban selaku wajib pajak,” lanjutnya.
Ia juga menyinggung kebijakan pemerintah pusat terkait digitalisasi sistem administrasi perpajakan melalui coretax.
“Saat ini, Pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem tata kelola fiskal yang lebih bersih, efisien dan akuntabel melalui coretax, sebagai sistem administrasi perpajakan berbasis digital,” jelasnya.
“Selain mempermudah proses pelaporan pajak, coretax mampu meminimalisir kesalahan administratif, serta meningkatkan kepercayaan antara wajib pajak dan negara,” imbuhnya.
Namun demikian, Bellinda juga memahami tantangan yang masih dihadapi pelaku UMKM dan industri kreatif di lapangan.
“Dalam praktiknya, penerapan coretax belum sepenuhnya berjalan mulus. Banyak pelaku usaha, khususnya dari sektor UMKM dan industri kreatif, masih menghadapi tantangan teknis sehingga menimbulkan permasalahan baru di lapangan,” jelasnya.
Sebagai pemerintah daerah, pihaknya akan tetap mendukung kebijakan pemerintah pusat.
“Sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah pusat di daerah, tentunya kami akan terus mendukung setiap kebijakan yang bertujuan untuk mendorong kemajuan dan pembangunan nasional, tak terkecuali dalam implementasi coretax,” ujarnya.
Ia mengajak para pengusaha untuk ikut serta menyukseskan sistem tersebut.
“Kami mengajak Bapak Ibu semua untuk bersama-sama mengikuti kebijakan tersebut, karena kami percaya pemerintah akan terus memperbaiki apa yang menjadi kekurangan dari coretax. Kami yakin bahwa segala kebijakan adalah bertujuan untuk kebaikan bersama,” tegasnya.
Bellinda menegaskan komitmen Pemkab Kudus dalam mendorong pertumbuhan kewirausahaan melalui berbagai program strategis.
“Pemerintah Kabupaten Kudus melaksanakan berbagai program strategis, di antaranya pelatihan kewirausahaan untuk santri, Gen-Z, dan milenial. Kami telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp4,008 miliar rupiah dengan alokasi kegiatan berada di Dinas Tenaga Kerja dan Perinkop UMKM,” terangnya.
“Sedangkan dari sektor ekonomi kreatif, UMKM, dan PKL, kami telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,25 miliar rupiah sebagai modal usaha,” lanjutnya.
Program tersebut diharapkan dapat membuka akses yang lebih luas bagi generasi muda untuk menjadi pengusaha.
“Kami berharap semua memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi pengusaha dan mengembangkan potensi yang dimiliki,” katanya.
Dukungan lainnya diberikan dalam bentuk penyederhanaan layanan dan perizinan.
“Pemerintah Kabupaten Kudus terus berkomitmen menciptakan iklim usaha yang ramah dan kondusif, di antaranya melalui penguatan sistem pelayanan perizinan satu pintu, penyederhanaan birokrasi,” katanya.
“Selain itu kami juga melakukan digitalisasi layanan, termasuk retribusi serta transparansi proses perizinan,” imbuhnya.
Ia juga menekankan bahwa Pemkab Kudus membuka ruang luas untuk bersinergi dengan HIPMI.
“Pemerintah Kabupaten Kudus membuka ruang yang sangat luas untuk berkolaborasi dan membangun sinergi dengan HIPMI, mengingat besarnya potensi Kudus baik dari sektor UMKM, industri kreatif maupun sektor lain,” kata Bellinda.
“Dengan sinergi antara pemerintah dan HIPMI, kami yakin dan percaya bahwa kita bisa membuka lebih banyak peluang investasi, memperluas lapangan kerja, yang berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Mengakhiri sambutannya, Bellinda menyampaikan apresiasi terhadap peran HIPMI BPC Kudus.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya atas peran aktif HIPMI BPC Kudus dalam mendukung pembangunan daerah,” ucapnya.
“Teruslah menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk membangun budaya usaha yang etis, inklusif, dan berpihak pada kemajuan bersama. Mari kita bersama-sama membangun Kudus menuju kemajuan yang lebih besar. Semoga Tuhan meridhloi setiap langkah kita, aamiin,” pungkas Bellinda.
Acara tersebut diawali dengan kegiatan halal bihalal antaranggota yang berlangsung hangat dan penuh keakraban di ruang pertemuan Rumah Makan Blackstone Kudus. Momentum ini menjadi sarana silaturahmi sekaligus pembuka untuk menyatukan semangat kolaborasi antaranggota HIPMI dan BPSM Kudus.
Ketua BPC HIPMI Kudus, Singgih Budiyomo, mengatakan seminar ini merupakan bagian dari program pembinaan internal bagi anggota HIPMI maupun BPSM.
“Seminar ini bertujuan agar para anggota memahami hak dan kewajibannya sebagai pengusaha, khususnya dalam bidang perpajakan,” ujar Singgih. (YM/YM)











