Jateng, isknews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda wilayah Jawa Tengah dalam tiga hari, mulai 31 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi selama periode pergantian tahun ini.
Dinamika Atmosfer
BMKG menjelaskan bahwa aktifnya Gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial di wilayah Jawa bagian tengah menjadi salah satu pemicu terbentuknya awan konvektif. Selain itu, keberadaan Bibit Siklon Tropis 94S di Samudera Hindia, sebelah selatan Jawa Tengah, turut memicu pertemuan dan perlambatan massa udara, serta belokan angin di kawasan tersebut.
Kelembapan udara yang tinggi di berbagai lapisan atmosfer semakin meningkatkan potensi pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas. Labilitas udara yang signifikan juga memperkuat kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah.
Wilayah dan Jadwal Potensi Cuaca Ekstrem
Berikut adalah daftar wilayah yang diprediksi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang:
- 31 Desember 2024: Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kota/Kabupaten Magelang, Boyolali, Kudus, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Salatiga, Brebes, dan sekitarnya.
- 1 Januari 2025: Cilacap, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Kabupaten Semarang, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Kota/Kabupaten Magelang, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Kebumen, dan sekitarnya.
- 2 Januari 2025: Purbalingga, Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Boyolali, Sragen, Kota/Kabupaten Magelang, Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara, Wonogiri, Jepara, Blora, Rembang, Grobogan, Pati, Purworejo, Demak, Kabupaten Semarang, Kendal, Salatiga, dan sekitarnya.
Imbauan BMKG
BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. (AS/YM)