Kudus, isknews.com – Menyambut hari Ibu, Komite SDIT Al Islam menggelar lomba yang sekaligus ajang pameran karya kreasi daur ulang sampah. Kegiatan yang digelar di lantai dua gedung aula baru sekolah yang dikenal favorit ini diikuti oleh para anggota komite sekolah yang terdiri dari ibu-ibu wali murid sekolah tersebut.
Lomba diikuti sebanyak 24 kelompok yang terdiri dari beberapa ibu-ibu wali murid dari kelas satu hingga enam, mereka menampilkan kreasi terbaiknya menjadi sebuah karya kreasi mulai dari busana, hiasan meja, asesoris baju, tas, jam dinding hingga sejumlah kerajinan tangan dan asesoris menarik lainnya.
Dalam gelar karya tersebut sempat pula dikunjungi oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Setya Budi Wibowo yang menyempatkan berkeliling arena pameran karya menyaksikan stan-stan sederhana yang ditunggui oleh ibu-ibu anggota kelompok sambil menawarkan dan mempromosikan karyanya.
Bowo, begitu Setya Budi Wibawa biasa dipanggil memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kreativitas pada wali murid dalam mengkreasikan produk daur ulang sampah. Ia yang juga Pembina Yayasan Perguruan Al Islam yang menaungi SDIT tersebut mengaku sangat terkesan dengan karya para wali murid di sekolah yang dikenal elit di kota kretek Kudus ini.
“Komite SDIT Al Islam ini sangat luar biasa, dan sebetulnya ini sudah digagas ibu-ibu komite sejak lama dan ini even tahunan yang merupakan event puncak di setiap tahun. Jadi semua ini hasil karya komite dibuat kerajinan,” kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini.
Melihat berbagai kreasi yang ditampilkan, Bowo menilai bahwa produk hasil daur ulang sampah tersebut perlu untuk dikembangkan. Sehingga, ketika bisa layak jual bisa menambah pendaptan di sektor ekonomi.
“Nanti kalau dianggap bisa memenuhi unsur unsur ekonomi juga diproduksi secara massal dan di jual juga bagus sekali, bisa memanfaatkan bahan bahan tidak terpakai. Ini namanya satu konsep go green,” tandasnya.
Kepala SDIT Al Islam, Susi Utami menyampaikan, lomba kreasi daur ulang sampah dalam rangka Hari Ibu, merupakan tindak lanjut program adiwiyata mandiri yang ada di sekolah setempat.
“Ini sebenarnya program dari bank sampah, dari komite, yang memang setiap tahun sekali kita adakan. Kita juga punya bank sampah. Tapi kali ini yang ikut adalah wali murid dan murni hasil karya wali murid,” katanya.
Susi pun mengaku takjub dengan kreasi yang dihadirkan oleh para wali murid. Ada yang mengkreasikan bungkus jajan menjadi alas karpet, limbah keranjang buah apel menjadi gaun, limbah minyak goreng menjadi sabun, dan lainnya.
“Melihat kreasinya luar biasa, di luar ekspekstasi kita. Ini kan kali kedua, kita tahun 2017 sudah ada tapi tidak begitu banyak, hanya dari plastik. Hari Ini yang bagus, ada dari keranjang buah, sendok, CD dan banyak lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Susi menyampaikan bahwa SDIT Al Islam telah menyandang Adiwiyata Kabupaten Kudus sejak 2013 lalu, kemudian menjadi Adiwiyata Provinsi pada 2014, dan Adiwiyata Nasional pada 2015.
“Nah menuju mandiri itu harus membina sepuluh sekolah dan syaratnya punya bank sampah. Dan kita juga punya program sedekah sampah setiap Sabtu, jadi yang bawa anak-anak sudah dipilah dari rumah, di sekolah disedekahkan,” terangnya. (YM/YM)