Kudus, ISKNEWS.COM – Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 mengalami deflasi sebesar 1,05 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 148,11 pada September 2017 menjadi 146,55 pada bulan ini.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Sapto Harjuli Wahyu saat merilis perkembangan harga pangan di kantornya pada awal bulan November 2017. Dijelaskannya, dari 11 subkelompok yang ada, tujuh di antaranya mengalami deflasi. Sedangkan empat lainnya mengalami inflasi.
“Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah buah-buahan sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah ikan segar,” jelasnya.
Subkelomopok yang mengalami deflasi yakni buah-buahan mengalami deflasi 6,32 persen, ikan diawetkan 5,56 persen, bumbu-bumbuan 3,06 persen. Telur, susu, dan hasilnya 1,67 persen, sayur-sayuran 1,43 persen, daging dan hasilnya 0,43 persen, minyak 0,11 persen.
Sementara subkelompok yang mengalami inflasi antara lain ikan segar 1,44 persen, padi-padian, ubi 0,87 persen, bahan makanan lainnya 0 persen, dan kacang-kacangan inflasi 0,01 persen.
Kelompok bahan makanan pada Oktober 2017 merupakan subkelompok penyumbang deflasi terbesar. Kelompok ini memberikan andil deflasi sebesar 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain jeruk, ikan , telur ayam ras, wortel, dan cabai rawit.
Sedangkan kompditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaoti beras, kangkung, bolu, kentang, dan cabai merah. Diberitakan sebelumnya pada Otober 2017 Kudus mengalami deflasi sebeaar 0,09 persen dengan indeks harga konsumen 135,39.
Jauh lebih rendah bila dibandingkan September 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,10 persen dengan IHK 135,51. Deflasi terjadi akibat menurunnya harga sejumlah kelompok pengeluaran yakni bahan makanan 1,05 persen dan sandang 0,11 persen. (MK)