Kudus, isknews.com – Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH Haedar Nashir, bersama Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A., meresmikan gedung Kampus SD Aisyiyah Multilingual Darussalam di Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Sekolah ini merupakan yang pertama di Kabupaten Kudus dengan konsep pendidikan berbasis Islam dan multibahasa, Jumat (29/11/2024).
Pendirian SD Aisyiyah Multilingual Darussalam adalah hasil kerja sama antara Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Getassrabi, yang dimulai sejak awal tahun 2022. Ketua Panitia Pembangunan, Nuruz Zaman, menyampaikan bahwa sekolah ini lahir sebagai respons atas kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan unggul yang memadukan nilai-nilai keislaman dengan wawasan global.
“Kami melihat adanya keinginan yang besar dari masyarakat untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, dengan kombinasi nilai-nilai keislaman dan wawasan global. Dari sinilah inisiatif ini lahir,” ujar Nuruz Zaman dalam sambutannya.
Ia menambahkan, proses pembangunan sekolah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk masyarakat sekitar.
“Perjalanan ini bukan hal yang mudah. Butuh kerja keras, komitmen, dan gotong royong dari banyak pihak. Alhamdulillah, atas ridha Allah dan kekompakan kita semua, SD Aisyiyah Multilingual Darussalam kini bisa berdiri kokoh dan siap melayani pendidikan generasi mendatang,” tambahnya.
Nuruz Zaman berharap sekolah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman.
“Kami percaya bahwa pendidikan berbasis multibahasa dan nilai keislaman ini adalah modal penting untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi dunia yang terus berubah. Ini adalah langkah kecil dari Getassrabi, tetapi semoga dampaknya bisa besar bagi masa depan bangsa,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.A., menyampaikan apresiasinya atas berdirinya SD Aisyiyah Multilingual Darussalam. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat seperti yang terlihat di Desa Getassrabi ini merupakan contoh ideal untuk membangun pendidikan yang berkualitas.
“Kehadiran sekolah ini menjadi bukti pentingnya kerja sama masyarakat dan pemerintah. Meski berada di desa, sekolah ini membawa visi global yang luar biasa dengan memperkenalkan pengajaran multibahasa sejak dini. Ini adalah model pendidikan yang patut ditiru,” ujar Dr. Fajar.
Ia juga mengungkapkan bahwa pengajaran multibahasa dapat membantu mencetak generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.
“Dengan pengenalan bahasa asing, kita membuka pintu yang lebih luas bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan Indonesia untuk menciptakan generasi unggul,” tambahnya.
Kepala Sekolah SD Aisyiyah Multilingual Darussalam, Ameina Fatkhunissa, turut menyampaikan rasa syukurnya atas peresmian ini. Ia berharap kehadiran sekolah ini mampu memberikan alternatif pendidikan unggul bagi masyarakat.
Ameina mengungkapkan bahwa SD Aisyiyah Multilingual Darussalam hadir untuk memberikan alternatif pendidikan unggul berbasis nilai-nilai keislaman dan globalisasi.
“Kami ingin menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan multikultural dan berdaya saing internasional. Kehadiran sekolah ini adalah wujud dari impian masyarakat Desa Getassrabi untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak,” ujar Ameina.
Ia juga menyambut baik apresiasi yang diberikan oleh Wakil Menteri. “Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan motivasi yang diberikan oleh Pak Wamen. Ini menjadi dorongan besar bagi kami untuk terus mengembangkan sekolah ini menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Ia berharap SD Aisyiyah Multilingual Darussalam dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain, khususnya di wilayah pedesaan, untuk terus berinovasi demi mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.
“Meski berlokasi di kampung, kami ingin menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kami tidak kalah dengan sekolah-sekolah di perkotaan,” pungkas Ameina. (YM/YM)