Musthofa : Era Digital Tantangan Datang dari Berbagai Arah, Imbangi Pendidikan Karakter

oleh -792 kali dibaca
Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang digelar oleh anggota MPR Dr HM Musthofa di Aula Desa Loram Wetan Kecamatan Jati, Kudus, 25/06/2023 (Foto: istimewa)

Kudus, isknews.com – Lunturnya nilai-nilai sebuah jati diri bangsa sesungguhnya terlihat nyata pada perilaku pelanggaran norma moral dan hukum, tumbuhnya ideologi asing, meluasnya praktik ketakadilan dan kesenjangan sosial.

Tak hanya itu, maraknya perilaku koruptif, aksi kekerasan dan intoleransi dan meningkatnya eskalasi gerakan separatisme serta mewabahnya perilaku main hakim sendiri menjadi parameter bahwa nilai-nilai luhur Pancasila tak lagi dijunjung tinggi oleh sejumlah anak bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr. HM Musthofa anggota MPR – RI dari Fraksi PDIP pada kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang dilaksanakan di aula Balai Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, yang diikuti oleh sejumlah tokoh masyarakat dan warga Masyarakat Desa Loram Wetan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, Minggu (25/06/2023).

Menurut Musthofa, proses demokrasi di Indonesia tengah berjalan menuju arah yang lebih baik. Agar proses tersebut dapat berjalan sesuai harapan maka diperlukan peran aktif dari seluruh masyarakat Indonesia. Untuk mengawal jalannya proses demokrasi tentu diperlukan masyarakat yang sadar akan hukum.

“Empat pilar inilah yakni Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,” terang anggota komisi 11 DPR dari daerah pemilihan Kudus, Demak dan Jepara ini.

Di era digital seperti sekarang ini menurutnya, tantangan yang dihadapi saat ini tidak lagi satu arah, melainkan banyak arah termasuk melalui media sosial, karenanya hal itu harus segera diimbangi dengan berbagai pendidikan karakter.

“Saya berharap bimbingan kita mulai dari tataran tingkat keluarga dengan mengawasi perilaku anak kala ber-medsos dan memberikan pemahaman agar tidak menjadi konsumen dan produsen berita-berita hoax, apalagi ujaran kebencian dan intoleransi,” kata dia.

Dilanjutkannya, kecanggihan teknologi seperti, internet dan media sosial harus disikapi dengan bijak. Jadikan semua kecanggihan teknologi tersebut untuk mempermudah kita dalam mencari dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan.

“Terpenting untuk memperoleh manfaat disisi keuangan, karena memiliki kultur Gusjigang (Bagus Akhlaknya, Pintar Ngajinya dan Pandai Berdagang-red). Mari kita bimbing anak-anak kita menjadi generasi yang pintar membaca peluang di media-media sosial di internet. Jangan sampai terbalik malah menjadi sosok pemalas karena diperbudak teknologi,” ungkapnya.

Persoalan merosotnya sebuah karakter khususnya pada generasi muda ini menjadi bahan pemikiran bersama, karena generasi muda merupakan aset suatu negara yang akan berperan dimasa yang akan datang.

“Merosotnya sebuah karakter ini juga menyebabkan sebuah anggapan sebuah negara dianggap sedang mengalami krisis karakter, kemerosotan karakter moral generasi bangsa bisa menyebabkan hancurnya sebuah negara,” ujar Mantan Bupati Kudus ini.

Dikatakannya, cara menumbuhkan kembali nilai pancasila dapat dilakukan dengan selalu mengingatkan kepada anak-anak mengenai rasa nasionalisme yang dipupuk dengan mengadakan kegiatan-kegiatan menumbuhkan rasa bangga terhadap kandungan Pancasila.

“Pada dasarnya pembinaan karakter bangsa dengan nilai-nilai Pancasila bertujuan agar bangsa Indonesia mampu bersikap dan berprilaku dengan sepatutnya, sehingga dapat mengantarkan menuju sebuah kesusksesan hidup sesuai cita-cita bangsa,” pungkasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.