Pemkab Dorong Pengusaha di Kudus Sediakan Shelter Bagi Karyawan Isoman COVID-19

oleh -2,566 kali dibaca
Gambar ilustrasi Shelter Covid-19di Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) (Foto: YM)

Kudus,isknews.com – Sesuai janji Bupati Kudus usai meresmikan shelter di Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) pada pekan lalu.  Hartopo sempat mengatakan akan meminta para pengusaha diKudus untuk memnyelenggarakan shelter atau tempat penampungan sementara (shelter) bagi pasien yang akan melakukan isolasi madiri (isoman) saat terpapar  virus corona (COVID-19) di lingkungan perusahaan masing-masing.

Bertempat di lantai 4 gedung Setda Kudus, Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus Sam’ani Intakoris mengundang sejumlah pimpinan dan asosiasi pengusaha di Kabupaten Kudus, meminta agar pengusaha juga membuat  shelter isolasi, hanya saja kali ini diperuntukkan bagi kalangan pekerjanya yang terpapar   corona (COVID-19) sekaligus sebagai antisipasi ketika terjadi lonjakan kasus ketika tempat isolasi terpusat tak lagi bisa menampung.

Menurut Sam’ani Intakoris dalam rapat koordinasi dengan para pengusaha di Kudus di lantai IV Gedung Setda Kudus dia berharap ketika ada yang bersedia membuat shelter isolasi pekerja nantinya dikelola dan dibiayai sendiri.

“Itu jika pekerja merupakan warga asli Kabupaten Kudus, sementara jika dari luar daerah, bisa berkoordinasi dengan daerah asalnya untuk pendataan dan penanganannya,” kata Sam’ani, Selasa (22/06/2021).


Perusahaan, lanjut Sam’ani, juga membagikan untuk melakukan kegiatan tracing, testing, dan treatment apabila pekerjanya terkonfirmasi positif Covid-19. Para pekerja yang positif, kemudian bisa ditempatkan di shelter milik perusahaan.

“Inilah gunanya shelter, untuk memisah pegawai yang positif dan negatif Covid-19 agar penularannya bisa disetop secara maksimal. penyediaan tempat perlindungan di perusahaan-perusahan juga dapat membantu pemerintah daerah dalam menyediakan lokasi yang tepat untuk cadangan. Sehingga ketika lokasi bebas untuk menjadi milik pemkab penuh, bisa menggunakan tempat tinggal milik perusahaan,” katanya.

Dengan adanya shelter isolasi tersebut, kata dia, ketika ada pekerja dari luar kota yang terpapar bisa dipisahkan dengan pekerja yang lain untuk ditampung sementara. Selanjutnya bisa dipindahkan ke tempat isolasi terpusat di kota asalnya atau isolasi mandiri di rumahnya atau dirujuk ke rumah sakit.

Ketika yang terpapar merupakan pekerja asal Kudus, maka setelah dimasukkan ke shelter bisa dipindahkan ke tempat isolasi terpusat atau tempat isolasi yang tersedia di masing-masing desa atau isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kudus Bambang Sumadyono mengungkapkan usulan membuat shelter isolasi pekerja tidaklah mudah dan sangat berisiko, terutama perusahaan yang lahannya terbatas.

Apalagi, lanjut dia, diperlukan sarana dan prasaran pendukung, serta ada petugas medis yang harus mengawasinya, termasuk asupan gizinya.

Untuk menyiasati permasalahan tersebut, maka Apindo Kudus akan menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Kudus yang memiliki shelter isolasi penderita COVID-19 untuk menampung karyawan, keluarga karyawan, maupun anggota Apindo Kudus.

“Dengan adanya kerja sama tersebut, maka tidak perlu membuat shelter isolasi di perusahaan,” ujarnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.