Penampilan ‘Wah’ Ary Sutedja dan Christophoros Stamboglis Warnai Pentas di Pendopo Kudus

oleh -1,315 kali dibaca
Penampilan berkelas pianis Ary Sutedja dan penyanyi bass opera Cristohoros Stamboglis jelang peluncuran tari semi kolosal Cahya Nojorono di Pendopo KAbupaten Kudus, Sabtu 27/04/2024 (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Pegelaran seni budaya Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo menjadi event awal yang akan mengiringi puncak peluncuran Tari Cahya Nojorono. Sebuah tarian semi kolosal yang digagas oleh Nojorono dan dikreasikan oleh maestro tari Didik Nini Thowok bersama para penari lainnya.

Tari Cahya menggambarkan proses tembakau dari panen hingga memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo yang diinisiasi Nojorono digelar di Pendapa Kabupaten Kudus.

Pada arena event tersebut juga menghadirkan pianis yang telah melanglang buana ke sejumlah negara Ary Sutedja yang berduet dengan penyanyi bass asal Yunani Christophoros Stamboglis ikut memeriahkan gelaran tersebut.

Diketahui Christophoros Stamboglis adalah penyanyi bass opera dari lAthena, Yunani yang sudah sering tampil di Gedung Opera terbesar di dunia seperti New York Metropolitan Opera, London Royal Opera Covent Garden, Real Madrid Theater, Grand Théâtre de Genève, Glyndebourne Festival, Bayerische Staatsoper dan masih banyak lagi. 

Pada pagelaran Kotemplasi Mahakarya Caping Kalo kali ini bersama Christopohoros, Ari Sutedja telah menyiapkan sembilan lagu dari 3 dekade.

Dia bahkan mempersiapkan lagu pengiring tari lajur caping kalo dengan kemasan solo piano dan sebuah kolaborasi seni tari dan musik klasik juga bakal membawa kesan yang menawan bagi para penonton.

Lagu yang dibawakan diantaranya dua lagu yang merupakan karya komponis Indonesia yakni Wanita karya Ismail Mazuki dan Setitik Embun karya M. Embut.

Penampilan mereka pun memukau para penonton.  Aru Sutedja menuturkan, 9 lagu ini mengungkapkan berbagai perasaan manusia.

“Mulai dari perasaan sedih, galau, kecewa, duka cita, hingga diabaikan,” ungkapnya.

Selain itu, lagu tersebut juga berasal dari kompisisi yang hidup di tiga abad yakni abad 19, 20 dan 21.

Ary Sutedja menceritakan bahwa kesinggahannya di Kudus, merupakan sebuah kehormatan yang diberikan oleh Nojorono dalam acara Kontempelasi Mahakarya Caping Kalo. Ia berniat ikut mensukseskan acara tersebut dengan penampilan apiknya dalam memainkan piano.

Terlebih, setelah melihat kerajinan caping kalo yang merupakan simbol budaya khas Kudus. Dimana, caping kalo yang dulunya dipakai sebagai penutup kepala dalam keseharian, kini hampir tenggelam lantaran hanya dipakai untuk pertunjukan budaya atau acara resmi lainnya.

Bahkan, berdasarkan informasi yang Ia dengar, caping kalo sudah hampir punah lantaran tidak ada generasi muda yang meneruskan warisan budaya tersebut. Terlebih, diakuinya memang untuk membuat caping kalo dibutuhkan keterampilan khusus, karena terbilang cukup rumit.

“Saya pertama ke Kudus itu tahun 2004, setelah itu beberapa kali ke sini lagi. Saya sangat terkesan dengan caping kalo, karena dalam profesionalismenya itu harus punya pashion untuk menggeluti itu, itu sangat luar biasa,” ujarnya.

Selain dengan Christhoporos Stamboglis, pada kesempatan ini, Ary juga berkolaborasi dengan seorang penari lokal, untuk membawakan sebuah iringan musik klasik dari piano dan disatukan dalam tarian tradisional dengan kostum caping kalo.

Penampilan itu juga sukses menyihir para tamu undangan, dan menambah kesan mewah dalam tarian spontanitas bertemakan caping kalo. Ary mengaku, persiapan untuk penampilan tarian ini hanya dua kali latihan saja.

“Dalam penampilan musik klasik ini, doa kami adalah semoga 300 tahun ke depan caping kalo masih ada,” katanya

Seperti dilansir Wikipedia, Ary Sutedja adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai pianis dengan pengalaman pertunjukan dalam negeri maupun mancanegara.

Dia merupakan pendiri JakArt Festival bersama Sari Madjid, yang telah menggelar lebih dari 1000 pertunjukan dan pameran-pameran berkelas dunia sampai pertunjukan-pertunjukan seni yang dilakukan secara spontan oleh para seniman lokal dan mancanegara. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.