Petani Undaan Mengeluh, Harga Gabah Panen Raya MT II Masih Anjlog

oleh -3,037 kali dibaca
Camat Undaan Rifai Nawawi,  petani Subarkah dan Kades Desa Berugenjang, Kiswo saat memantau situasi pasca panen di Desa Glagahwaru,Undaan Kudus (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Beberapa Desa di wilayah Kecamatan Undaan kini telah melakukan panen gabah musim tanam (MT) II 2021 meski disejumlah Desa yang lain baru akan panen pekan depan. Namun dari penuturan sejumlah petani yang ditemui, panen raya kali ini, belum menyenangkan para petani akibat harga gabah kering mengalami penurunan dan berada dibawah harga pembelian pemerintah (HPP). Pembelian gabah pun lebih banyak dilakukan oleh tengkulak..

Hal itu diungkapkan oleh petani Desa Glagahwaru Subarkah. Dia menyebut, gabah kering pada MT II tahun ini hanya dihargai Rp 3.800 ribu per kilogram. Padahal pada panen sebelumnya, harga jualnya mencapai Rp 4.200 ribu – Rp 4.400 ribu per kilogram.

‘’Panen saat ini harga gabah masih belum menggembirakan, harga gabah di tingkat petani saat ini dibawah HPP,’’ kata Subarkah, yang juga Kasi Pemerintah Desa Glagahwaru saat ditemui di area persawahannya petak 1 blok Sidorejo Desa Glagahwaru, Senin (28/06/2021).

Dengan harga itu, lanjutnya, para petani harus bersusah payah menuntaskan masa tanam II tahun ini. Persoalan lain yang harus dihadapi petani untuk menuntaskan MT II, adalah perolehan pupuk bersubsidi. Sehingga tidak sedikit petani di wilayah Undaan, harus mengeluarkan biaya ekstra agar bisa mendapat pupuk. Apalagi ongkos tanamnya juga mengalami peningkatan.

‘’Kartu tani yang dimiliki petani, banyak yang tidak dapat difungsikan,’’ imbuhnya.

Ditemui terpisah, Kepala Desa Berugenjang, Kecamatan Undaan, Kiswo saat dikonfirmasi juga membenarkan kesedihan para petani itu. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, para petani juga kesulitan menjual hasil panen. Disisi lain, penyerapan hasil panen oleh pemerintah juga sangat minim.

‘’Karena Kudus masih zona merah, juga tidak banyak tengkulak yang berani masuk Kudus,’’ tuturnya.

Camat Undaat, Rifai Nawawi menambahkan, untuk menyikapi turunnya harga gabah kering ini, seharusnya pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dapat membantu petani.

“Salah satunya memastikan distribusi pupuk berjalan lancar, dan mempermudah petani mendapat pupuk bersubsidi serta ketersediaan obat-obatan mudah. Pemerintah juga harus turut menstabilkan harga gabah kering, disaat panen raya seperti saat ini,’’ ujarnya.

Sementara Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kudus, Hadi Sucahyono menuturkan, turunnya harga gabah kering ini akibat beberapa faktor. Salah satunya kondisi ekonomi konsumen yang mengalami penurunan, akibat pandemi Covid-19.

‘’Bulog juga tidak dapat menyerap hasil panen petani secara maksimal,” kata dia.

Dia menilai di masa puncak panen raya, harga gabah dimungkinkan bisa lebih rendah lagi. Pasalnya, pasokan gabah di tingkat petani akan melimpah.

“Jika cuacanya bagus, cerah, harga gabah bisa bertahan. Namun jika cuacanya hujan saat panen, harga bisa lebih jatuh lagi,” tutur Hadi Sucahyanto. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.