Rektor UMK Tekankan Pentingnya Reformasi Sektor Pertanian untuk Ketahanan Pangan

oleh -730 kali dibaca
Foto: Rektor UMK Darsono. (Foto: ist.)

Kudus, isknews.com – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, produksi padi dan beras di provinsi ini terus mengalami penurunan dari tahun 2021 hingga 2023. Penurunan tersebut diperparah dengan berkurangnya luas area panen yang mencapai hampir 60 hektar. Di sisi lain, produksi komoditas seperti jagung, ubi kayu, dan ubi jalar juga menunjukkan fluktuasi.

Situasi ini menimbulkan keprihatinan, terutama terkait dengan ketahanan pangan yang menjadi isu global. Rektor Universitas Muria Kudus (UMK), Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., menyoroti pentingnya tindakan segera dalam sektor pangan. “Ketahanan pangan memang masih menarik untuk dibicarakan, tetapi saat ini sudah saatnya diimplementasikan dengan tindakan nyata,” ujar Prof. Darsono dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi nasional, Rabu (21/08/2024) malam.

Prof. Darsono menjelaskan bahwa pembangunan sektor pertanian memerlukan penataan ulang. “Kita harus mengembangkan kembali pendekatan dalam sektor pertanian untuk memulihkan semua penurunan, baik dari segi luas lahan, kuantitas, maupun kualitas hasil pertanian,” jelasnya.

Meskipun Jawa Tengah memiliki tanah yang subur, sektor pangan di wilayah ini masih mengalami kerentanan. “Penting bagi Jawa Tengah untuk merancang langkah-langkah yang berani dan inovatif guna mengatasi kerentanan pangan ini, misalnya dengan memperluas skala usaha pertanian dari hulu hingga hilir,” tambahnya.

Lebih lanjut, Prof. Darsono menyebutkan bahwa sebagian besar petani di Indonesia masih bersifat subsisten, belum menjadi petani komersial. “Kita perlu meningkatkan skala usaha pertanian mereka menjadi berbasis pada analisis produksi yang matang,” tegasnya.

Ia juga menyoroti perubahan dalam kebijakan pembangunan pertanian, yang kini lebih banyak melibatkan sektor swasta dan masyarakat umum. “Saat ini, program pertanian tidak lagi sepenuhnya dikelola pemerintah. Swasta dan masyarakat turut serta, tentunya dengan insentif yang memadai,” ujar Prof. Darsono.

Sebagai penutup, Rektor UMK tersebut menekankan pentingnya perbaikan di sektor pertanian agar usaha tani dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan. (AS/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :