REQComm: Samani-Bellinda Unggul Survei Elektabilitas Medsos dan Medol Pilkada Kudus 2024

oleh -1,716 kali dibaca
Paslon nomor urut 1 dalam Pilkada Kudus 2024, Samani - Bellinda (Foto: YM)

Kudus, isknews.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kudus nomor urut 1, Samani Intakoris dan Bellinda Birton, berhasil menduduki peringkat teratas dalam survei elektabilitas media sosial (medsos) dan media online (medol) terkait Pilkada Kudus 2024.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga konsultan REQComm pada periode 1 Juli hingga 1 Oktober 2024, pasangan Samani-Bellinda unggul signifikan dibandingkan pasangan nomor urut 2, Hartopo-Mawahib.

Menurut Konsultan Komunikasi REQComm, Mulyono, eksposur Samani-Bellinda di media sosial tercatat sebanyak 902 kali, hampir dua kali lipat dari pasangan Hartopo-Mawahib yang hanya disebut sebanyak 443 kali.

“Platform media sosial seperti X (dulu Twitter), Instagram, dan TikTok mendominasi perbincangan terkait Pilkada Kudus 2024. Pendukung Sam’ani-Bellinda juga terlihat lebih aktif dalam mengonsumsi konten medsos,” jelas Mulyono dalam keterangannya, Rabu (09/10/2024).

Survei ini menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari masyarakat Kudus mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi utama terkait Pilkada. Bahkan, sebagian di antara mereka mengaku mengubah pilihan politiknya berdasarkan konten yang diakses melalui media sosial.

“Konsumsi konten di media sosial kini menjadi faktor penentu dalam menentukan pilihan politik masyarakat Kudus,” tambah Mulyono.

Selain unggul di media sosial, Samani-Bellinda juga memimpin dalam eksposur media online. Mereka tercatat muncul sebanyak 539 kali di berbagai platform media digital, sementara Hartopo-Mawahib hanya disebutkan 462 kali.

Selain itu, pasangan Samani-Bellinda juga minim pemberitaan negatif dengan sentimen positif yang dominan, baik di media sosial maupun media online.

“Sam’ani-Bellinda menerima 76,13 persen sentimen positif di media sosial dan 46,0 persen di media online, sementara Hartopo-Mawahib hanya menerima 39,47 persen di media sosial dan 40,9 persen di media online,” paparnya.

Hartopo-Mawahib justru menduduki posisi pertama dalam hal pemberitaan negatif di media sosial, dengan 30,53 persen dibandingkan Samani-Bellinda yang hanya 2,88 persen.

Mulyono juga menyoroti bahwa mayoritas pendukung Samani-Bellinda berasal dari kalangan generasi muda, terutama Gen Z, serta kelompok usia produktif antara 20 hingga 50 tahun. Dari total pendukung Sam’ani-Bellinda, 78,97 persen adalah laki-laki dan 21,21 persen perempuan, dengan 37,63 persen berusia 31-40 tahun dan 18,64 persen berasal dari generasi Z.

Sebaliknya, pendukung Hartopo-Mawahib didominasi oleh laki-laki sebanyak 95,24 persen, dengan dukungan perempuan hanya 4,7 persen. Kelompok usia pendukung utama pasangan ini juga lebih tua, dengan 50 persen berada di rentang usia 31-40 tahun, sedangkan Gen Z hanya 2,38 persen.

Survei juga menunjukkan bahwa Sam’ani-Bellinda lebih populer secara nasional, dengan dominasi eksposur di wilayah Jawa Tengah dan Kabupaten Kudus.

“Di Jawa Tengah, Samani-Bellinda unggul dengan 216 kali penyebutan, sementara di Kabupaten Kudus sebanyak 155 kali. Hartopo-Mawahib hanya mendapatkan 84 kali penyebutan di Jawa Tengah dan 53 kali di Kudus,” lanjut Mulyono.

Mulyono menyimpulkan bahwa di era digital saat ini, media sosial dan media online memainkan peran penting dalam memengaruhi preferensi politik masyarakat.

“Kampanye yang efektif melalui kedua media ini sangat berpotensi menjangkau pemilih yang masih ragu dan belum menentukan pilihannya,” pungkasnya. (YM/YM)

KOMENTAR SEDULUR ISK :

No More Posts Available.

No more pages to load.