Kudus, isknews.com – Hujan yang tak kunjung reda yang mengguyur wilayah Kabupaten Kudus dan sekitarnya serta Cuaca ekstrem dengan hujan deras disertai angin sejak Senin hingga Jumat, 11-15 Maret 2024. Hal itu menyebabkan debit air sungai yang mengalir di Kudus terus bertambah dan bahkan melimpas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat, luas wilayah yang terdampak banjir semakin bertambah, begitu pula jumlah warga yang terdampak.
Kasi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji mengungkapkan, total ada 6.884 KK dengan 22.994 orang warga yang terdampak banjir di Kudus.
Selain warga, BPBD Kudus juga mencatat, ada 1.642 hektar persawahan yang diperkirakan ikut terdampak limpasan air sungai yang meluap.
“Total ada 5 kecamatan yang terdampak banjir hingga saat ini. Itu ada di Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan,” kata Munaji sore ini, Jumat, 15 Maret 2024.
Ia merincikan, untuk Kecamatan Mejobo ada di Desa Kesambi, Mejobo, Tenggeles, Kirig, Temulus, Jojo, dan Payaman. Dengan ketinggian air banjir antar 10 hingga 60 sentimeter.
Kemudian Kecamatan Kaliwungu ada di Desa Setrokalangan, Banget, dan Kedungdowo.
“Akses jalan ke tiga desa tersebut sudah tidak bisa dilewati karena air banjir sudah tinggi,” kata Munaji.
Lalu untuk Kecamatan Jati, wilayah yang terdampak ada di Desa Jati Wetan, Jetis Kapuan, Tanjungkarang, dan Pasuruhan Lor.
“Ratusan warga Kecamatan Jati sudah mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka terbagi di 5 tempat pengungsian,” katanya.
Selanjutnya untuk Kecamatan Jekulo, ada Desa Pladen, Bulungcangkring, dan Desa Bulung Kulon yang terdampak banjir. Lalu Kecamatan Undaan, total ada 400 KK dengan 950 jiwa yang terdampak banjir di Desa Karangrowo dengan ketinggian air 20-30 sentimeter.
Atas peristiwa ini, BPBD Kudus mencatat, ada 4 korban jiwa. 1 warga Desa Temulus, 3 santri pondok pesantren Assa’idiyah Kudus yang berasal dari Kabupaten Jepara dan Pati.
“Untuk saat ini, tim dari BPBD Kudus melakukan monitoring serta berkoodinasi dengan TNI-Polri dan pihak-pihak lainnya mengenai perkembangan bencana alam yang ada di Kudus,” kata Munaji.
Semua berharap, bencana di Kudus ini bisa segera terselesaikan. Mengingat umat muslim di Kudus akan segera merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriyah.
Sementara itu sebanyak 139 Warga Dukuh Goleng, Desa Pasuruhan Lor hari ini di evakuasi di sebuah penampungan pengungsi yang berada di Tempat Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Khuriyatul Fikri.
Salah seorang pengungsi, Sulikah (57) menceritakan, kondisi rumahnya yang ada di Dukuh Goleng RT 3 RW 12 Desa Pasuruhan Lor, sudah tidak bisa ditempati lagi. Ketinggian air di dalam rumahnya setinggi perut orang dewasa.
“Tadi pagi air sudah setinggi perut, jadi saya bersama suami, anak, dan cucu memilih untuk mengungsi, karena rumah sudah tidak bisa ditempati,” ceritanya.
Membawa barang seperlunya, Sulikah berjalan bersama keluarganya dari rumah sampai jembatan di atas gapura masuk Dukuh Goleng. Dalam keadaan puasa ramadan, ia tetap semangat menyelamatkan diri bersama keluarganya.
“Ini banjir paling parah, pertama kali juga pas bulan ramadan ada banjir,” katanya.
Meski begitu, Sulikah hanya bisa menerima dan tetap menjaga kesehatan selama mengungsi di TPQ ini.
Kapolsek Jati, AKP Cipto mengungkapkan, jumlah pengungsi di wilayah Polsek Jati sejauh ini sudah ada 297 orang.
“Rinciannya itu ada di Balai Desa Jati Wetan sebanyak 198 orang, Gedung PKK Jetis Kapuan 4 orang, Gedung TPQ Darussalam Desa Jetis Kapuan 4 orang, GKMI Desa Tanjungkarang 11 orang, dan di TPQ Khuriyatul Fikri Desa Pasuruhan Lor 139 orang,” jelas Kapolsek Jati.
AKP Cipto menambahkan, pihak kepolisian bersama BPBD dan Forkopimcam Jati memfasilitasi dengan mengevakuasi warga yang ingin mengungsi. Menggunakan perahu karet, pihak kepolisian memprioritaskan evakuasi lansia, orang sakit, anak-anak, ibu hamil serta menyusui. Sementara yang lain berjalan menerjang banjir hingga ke jembatan.
“Dari lokasi rumah mereka menuju tempat pengungsian, kami juga menyiapkan kendaraan untuk mobilitas warga. Ada satu mobil APV yang disiapkan di sini untuk membawa pengungsi juga,” katanya.
Kapolsek Jati mengatakan, jumlah pengungsi di TPQ Khuriyatul Fikri diperkirakan akan terus bertambah. Mengingat masih banyak warga yang memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
Sementara ini, dari pantauan pihak kepolisian, diketahui bahwa debit air banjir di Kecamatan Jati terus mengalami peningkatan. Seperti di Dukuh Goleng, ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Di sisi lain, pihak kepolisian juga memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang mengungsi di TPQ Khuriyatul Fikri.
Kasi Dokkes Polres Kudus, dr. Eny Puji Utami mengatakan, banyak warga yang mengeluh sakit gatal-gatal dan pegal-pegal. Hal itu disebabkan karena warga terlalu lama berada di lokasi banjir.
“Rata-rata keluhannya gatal-gatal, pegal, dan mriyang (panas dingin),” ucapnya.
Demi menjaga kesehatan para pengungsi, tim kesehatan Polres Kudus pun memberikan obat-obatan sesuai keluhan masing-masing. Harapannya, warga yang mengungsi tetap sehat dan aman hingga kembali ke rumahnya masing-masing. (YM/YM)